Berita Umum

Polres Merauke Terus Intai Pengedar Narkoba

Satuan Narkoba Polres Merauke, Papua terus berupaya mengungkap jaringan pengedar narkoba, terutama pil PCC di wilayah hukumnya, dengan mengerahkan anggotanya melakukan pengintaian di lapangan.

Kaur Mintu Satuan Narkoba Polres Merauke, Hermansyah mengatakan, banyak jaringan satuan narkoba yang melakukan pengamatan di lapangan, dengan harapan, dalam waktu yang tidak terlalu lama, kasus narkoba dapat kembali diungkap.

Katanya, informasi terakhir yang didapat pihaknya, harga jual obat PCC di Merauke mencapai Rp300 ribu rupiah satu strip, dari sebelumnya Rp125 ribu.

Harga ini dapat membuat pengedar meraup keuntungan lebih besar. Karenanya, meski pengedaran obat terlarang berisiko, para pelaku tetap nekad melakukan transaksi jual beli. “Keuntungannya cukup besar, baik itu narkotika maupun PCC,” kata Hermansyah, Rabu (13/12).

Menurutnya, faktor ekonomi mendorong para pengedar tidak takut dampak yang akan ia terima. Namun, ini tidak dapat dijadilan alasan, sebab masih ada perdagangan barang legal lainnya yang dapat dijadikan sumber pendapatan.

Polres Merauke Optimis Mampu Penuhi Target Pengungkapan Narkoba

Satuan Narkoba Polres Merauke, Papua optimis dapat mengungkap enam kasus narkoba di wilayah hukumnya tahun ini, sesuai yang ditargetkan Polda Papua.

Kaur Mintu Satuan Narkoba Polres Merauke, Hermasyah mengatakan, kini sudah empat kasus yang diungkap pihaknya. Tiga kasus sabu, pelakunya sudah divonis, dan satu kasus somadril PCC, berkasnya sudah dikirim ke kejaksaan, menunggu dinyatakan lengkap atau P21 oleh Kejaksaan Negeri Merauke.

“Kami optimis target dua kasus tersisa dapat kami penuhi. Semoga dalam waktu dekat kami dapat mengungkapnya,” katanya, Rabu (13/12).

Pada 2016, Satuan Narkoba Polres Merauke ditargetkan mengungkap satu kasus oleh Polda Papua. Namun, dalam pelaksanaanya mencapai lima hingga enam kasus, sehingga tahun ini ada peningkatan target.

Kini anggota Satuan Narkoba Polres Merauke menyelidiki pengedaran, penjual, dan pemakai narkoba di Merauke.

Menurutnya, tentu ini tidak gampang, mengingat wilayah Kota Merauke cukup kecil, sehingga akses informasi akan cepat sampai kepada para pelaku ketika ada pelaku narkoba lain tertangkap.

“Ketika kami menangkap satu, yang lain akan lebih berhati-hati dan akan sangat tertutup dalam menjual obat terlarang kepada pelanggannya,” ucapnya.