Berita Utama

Kampung Sarsang Merauke Dapat Bantuan 2 Sumur Bor Air Bersih

 
Organisasi Katolik Awam asal Belanda, Vrienden Van Bokki memberikan bantuan berupa pengadaan 2 Sumur Bor untuk menyuplai persediaan air bersih bagi masyarakat Kampung Sarang Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua.
 
Kedua sumur bor itu mulai dikerjakan Senin (16/07) dilengkapi peralatan dan tower penampung air. Diperkirakan dalam waktu 2 minggu sudah bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.
 
"Ini merupakan bantuan dari para pekerja sosial Nederland dengan bantuan dana senilai 150 juta rupiah. Mereka ada 4 orang datang tangani langsung pengerjaannya bersama masyarakat," jelas Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (KPSE) Keuskupan Agung Merauke, Bruder Yohanes Kedang, MTB di lokasi pembuatan sumur.
 
Organisasi Katolik Awam Belanda, Vrienden Van Bokki ini telah memberikan bantuan sosial di beberapa negara lainnya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan pembangunan rumah bagi masyarakat tidak mampu, lanjut perwakilan pekerja sosial Richard Van Stel.
 
Katanya, mereka akan melihat kondisi masyarakat lokal di Merauke dan melihat bantuan apa yang perlu mereka berikan selanjutnya. Bantuan ini atas kerjasama antara para bruder Maria Tak Bercela (MTB) dengan pihak awam sosial Belanda berdasarkan keluhan kondisi warga Sarsang.
 
"Sehingga kami berkeinginan untuk datang ke Merauke dan melihat langsung. Kami berjumlah 1000 orang yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Bantuan sudah kami berikan di negara lain dan beberapa tempat di Afrika dan Afrika Selatan," ujarnya.
 
Warga Kampung Sarsang memang selalu mengalami kesulitan air bersih pada musim kemarau. Untuk mendapatkannya, mereka harus mengambilnya di daerah yang tersedia air bersih di SP 2, Kumbe, Kuper dan Semangga.
 
"Itu bagi yang punya kendaraan. Ada juga kami langganan tanki dengan bayaran 150 sampai 200 ribu per tanki. Dengan bantuan ini kami sangat senang," jelas Ketua Dewan Stasi St. Yosep Kampung Sarsang, Petrus Gonzales.
 
Ia menambahkan, kampung yang memiliki 200 kepala keluarga tersebut belum defenitif. "Kami butuh perhatian dari pemerintah untuk pembangunan di kampung," pintanya.