Merauke - Kasus malaria meningkat dalam beberapa tahun terakhir di Papua, termasuk di Kabupaten Asmat Papua Selatan. Salah satu strategi yang dijalankan saat ini adalah mengimplementasikan MDA (Mass Drug Administration) atau MOMAL (Minum Obat Malaria Massal).
Strategi ini telah dilaksanakan di berbagai negara endemis malaria dan berhasil menurunkan kasus tersebut segingga strategi yang sama juga diterapkan di Indonesia.
“Minum Obat Malaria Massal tidak turun begitu saja, tetapi sudah melalui serangkaian studi dan telah diimplementasikan di berbagai negara endemis malaria," demikian kata Yonathan Kambuh, SKM, M.Kes selaku Kepal Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat saat membuka kegiatan Perencanaan MDA (MOMAL) Distrik Agats Kabupaten Asmat dalam rilis tertulis, Rabu, (13/11/2024).
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan MOMAL menurut ketetentuannya dapat dilaksanakan di kampung yang jumlah kasus malaria lebih dari 1000 kasus per tahun. Selain itu, proporsi Plasmodium falciparum (Pf) juga harus tinggi, tingkat mobilitas penduduk terkendali, tersedia sumber daya memadai, tersedia logistik obat malaria dan mendapat dukungan lintas sektor dan masyarakat yang kuat.
Situasi dan kondisi yang ada menurutnya perlu dimapping dengan baik. Dalam workshop hari ke-2 difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Propinsi Papua Selatan dan Unicef ini berhasil mengidentifikasi dan merumuskan Microplanning Momal yang akan menjadi landasan implementasi Momal. Salah satu point yang ditekankan sebelum Momal diimplementasikan didahului dengan kegiatan promosi, penyuluhan dan sosialisasi Momal ke seluruh masyarakat kampung. Sarana yang dipakai seperti balai kampung, lapangan umum, ruangan ibadah, sekolah, pasar, pelabuhan atau kunjungan dari rumah ke rumah.
"Kita optimis malaria dapat kita tekan. Kita tidak sendiri, dari lintas sektor siap membantu dan mendukung. Kita akan sampai pada titik yang kita harapkan bersama," pungkas Yonathan Kambuh.
Masyarakat perlu menyadarai bahwa penyakit malaria berkaitan dengan produktifitas manusia sehingga akan berdampak pada sosial dan ekonomi masyarakat. Untuk itu pentingnya kerja sama dan optimisme dalam mengeliminasi malaria dapat terwujud di Asmat.
Baca Juga : Bawaslu Kabupaten Merauke Kumpulkan Stakeholder Ikuti Rakor Sinergitas Pilkada 2024
Kegiatan yang berlangsung tanggal 6-7 Nopember 2024 di Aula Bappeda Kabupaten Asmat dihadiri selain jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat juga Bappeda, Dinas Perumahan Rakyat, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Puskesmas Agats, PJ Program Malaria dan Puskesmas Agats, Instalasi Farmasi kabupaten dan puskesmas, kader malaria, staf ME GF, pendamping Gapai Harapan Papua dan beberapa kepala kampung di wilayah Agats.(Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada