Berita Utama

Antisipasi Dampak EL Nino, Pemkab Merauke Adakan Rapat Terpadu

Merauke - Pemerintah Kabupaten Merauke dan segenap stakeholder mengadakan rapat dalam rangka mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino di tahun 2023.

Rapat dipimpin Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos dan Sekda,Yeremias Ndiken diikuti pimpinan dari BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), perwakilan dari Basarnas, TNI, Polri dan pihak terkait dipusatkan di Lantai 2 Kantor Bupati Merauke, Rabu (23/8/2023).

"Kita perlu mengetahui potensi bencana daerah dan cara penanggulangan, sehingga butuh masukan dari kita semua yang hadir dalam rapat ini," ucap Wabup. 

Rapat terpadu dalam rangka antisipasi dampak cuaca ekstrem El Nino di Kabupaten Merauke.

Sementara itu, Sekda Merauke minta untuk disebutkan apa saja potensi terjadinya bencana yang perlu diantisipasi bersama. Selanjutnya, Kepala BPBD Kabupaten Merauke, Romanus Sujatmiko menyebut ada beberapa potensi kejadian yang bisa saja terjadi di kabupaten Merauke seperti banjir rob, kebakaran, dan tsunami. 

Khusus kebakaran selalu terjadi setiap tahun di 12 distrik yakni Distrik Merauke, Sota, Malind, Kurik, Tanah Miring, Okaba, Ngguti, Kaptel, Ilwayab, Kimam serta Tabonji, dan kebakaran menjadi salah satu dari bencana alam. 

"BPBD Kabupaten Merauke butuh dukungan dari semua stakeholder, mengingat keterbatasan SDM yang ada sehingga penanggulangan bencana dapat maksimal kalau dikerjakan bersama," terang Sujatmiko.

Kepala BPBD mengusulkan agar di setiap distrik tersebut dibentuk wadah Kecamatan Tanggung Bencana, supaya memudahkan dalam penanggulangannya saat terjadi bencana karena konsentrasinya terukur. Tentunya, usulan tersebut juga harus didukung dengan pembiayaan dari pemerintah daerah. 

Kepala Stasiun Meteorologi Mopah, Gatot Rudiantoro yang juga hadir memaparkan bahwa faktor yang mempengaruhi kebakaran salah satunya El Nino. El Nino terjadi akibat interaksi rumit antara laut dan atmosfer yang berdampak luas kepada pola cuaca, ekosistem, dan ekonomi. 

Sejak tanggal 4 Agustus 2023 terpantau titik panas meningkat dan musim kemarau diperkirakan akan berlangsung lama. Dan karena itu ia menyarankan agar segera dilakukan mitigasi atau cara penanggulangan bencana. 

Berkaitan dengan cara penanggulangan bencana ini sangat penting untuk melibatkan masyarakat, sambung Kasi Intel Korem 174/ATW, Kolonel Kav (P) Ahmad E. Supriyadi. Sebab masyarakat sendiri punya tradisi atau budaya membakar lahan saat berburu atau membuka lahan baru, sehingga perlu ada ketegasan dan transfer pengetahuan agar masyarakat di kampung yang paling berperan menjaga dan menghindari kebiasaan membakar hutan atau lahan. 

Dia menambahkan, pihak TNI melalui Satgas Pamtas, dan Koramil sudah selalu mensosialisasikan terkait bahaya kebakaran. "Mereka sebagai motivator untuk mengedukasi masyarakat di tingkat bawah," pungkasnya.(Get)