Komunitas Sobat Inspirasi Merauke melakukan kegiatan edukasi penyakit malaria kepada siswa MI DDI Lampu Satu Merauke, Papua.
Edukasi yang diberikan menggunakan metode mendongeng, agar dapat menarik perhatian dan memudahkan pemahaman siswa seputar penyakit Malaria dengan tema, 'Sobat Inspirasi Goes to Pesisir, Belajar Bareng Tentang Marine Debris dan Malaria.'
"Agar menarik perhatian siswa, kami ciptakan suasana lebih santai penuh canda tawa dan kita mengajak untuk ada interaktif," ujar Ketua Komunitas Sobat Inspiratif Astaman Amir , Minggu (05/09) dalam rilis.
Bersama rekannya Winona dan Juwita, dongeng yang disampaikan menjadi sangat menarik dan dapat diterima anak-anak. Menariknya, kegiatan ini juga menggandeng Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus (UNMUS) Merauke.
Pihaknya mengedukasi siswa terkait pengelolaan sampah di sekitar wilayah pesisir. Kaitannya dengan penyakit malaria, maka sampah harus dibersihkan baik di pesisir maupun di lingkungan tempat tinggal sehingga tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Sebagian jenis sampah bisa dimanfaatkan seperti tali rafia, kawat atau plastik dengan cara dirakit menjadi alat tangkap seperti bubu yang ramah lingkungan. Bahkan, jenis sampah lainnya pun bisa digunakan sebagai bahan dasar ketrampilan atau kerajinan tangan lainnya.
"Tujuan kita mengadakan kegiatan ini untuk mendukung pemerintah dalam program eliminasi malaria di Kabupaten Merauke," sambung Astaman.
Kehadiran Komunitas Sobat Inspirasi ini disambut baik Kepala MI DDI Lampu Satu Merauke, Subiyati. Ia sangat berterima kasih untuk kegiatan positif dari komunitas ini dalam mengedukasi siswa yang dipimpinnya.
"Diharapkan materi yang disampikan hari ini dapat di implementasikan dengan baik di lingkungan sekolah dan keluarga," ungkap Subiyati.
Lanjut, Astaman kembali menuturkan bahwa kegiatan serupa adalah wujud partisipasi mendukung program kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dalam mengeliminasi penyakit malaria di Kabupaten Merauke.
"Tujuan Sobat Inspirasi memilih sasaran anak sekolah dasar karena anak-anak masih rentan tertular penyakit malaria dan sekaligus untuk menanamkan mindset pola hidup bersih dan sehat di lingkungan tempat tinggal agar terhindar dari penyakit malaria," pungkasnya. (Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada