Merauke - Menindaklanjuti kematian ternak sapi di wilayah Okaba Kabupaten Merauke, Dinas Ketahananan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke akan membentuk tim untuk menindaklanjuti atau melakukan investigasi masalah guna pencegahan tidak terjadi kematian dengan kasus yang sama.
Petugas Kesehatan Hewan Malind Wilayah Kerja Okaba, drh. Richardo A. Rumlus, S. Pt mengatakan, pembentukan tim ini tentu membutuhkan biaya yang cukup untuk keberangkatan dan pelaksanaan tindakan tim di lapangan mengingat letak Okaba sangat jauh dan membutuhkan biaya. Sehingga jika anggaran tidak mendukung, maka hanya akan diutus satu Mantri Hewan yakni Mantri Hewan, Imran Kahol, S. Pt untuk melakukan penanganan pada ternak di Okaba.
Sebelumnya diketahui bahwa kematian sapi di wilayah Okaba belum lama ini disebabkan karena cacingan, dan karena tidak segera diobati sehingga mengakibatkan sekitar enam ekor sapi mengalami diare berat hingga berakhir pada kematian.
"Tahun-tahun sebelumnya, petugas kami selalu melakukan sosialisasi dan pengobatan masal kepada ternak, hanya saja keterbatasan dana di dinas, maka kami hanya menempatkan satu Mantri di Okaba. Kami juga terkendala keterbatasan obat," ujar drh. Richardo, Jumat (22/7/2022) di ruang kerjanya.
Dikatakan, seharusnya pemberian obat cacing dilakukan satu kali stiap enam bulan. Dengan rutin memberikan obat cacing otomatis sapi akan tetap sehat. Selanjutnya, ketika pemilik hewan melihat ada gejala sakit segera melapor ke petugas kesehatan, jika lebih cepat ditangani maka bisa mencegah kematiannya.
Dia menyebut di Merauke terdapat 8 Puskeswan, yaitu di Mopah, Semangga, Muram Sari, Tanah Miring, Kurik, Malind, Jagebob dan Ulilin. Kembali ditegaskan bahwa kematian hewan sapi di Okaba bukan penyakit mulut dan kuku (PMK) tetapi karena cacing dan diare berat. Tanda-tanda PMK adalah ada lepuhan di rongga mulut dan di kuku kaki, tidak nafsu makan, tubuh lemas, serta kurus.(Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada