Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Provinsi Papua, Jumat (31/08) menyelenggarakan kegiatan media briefing dan diskusi restorasi gambut di Merauke.
Manfaat lahan gambut menjaga kestabilan iklim dunia, khususnya mencegah pemanasan global. Dalam skala lokal, lauan gambut berfungsi sebagai pintu air alami dan padat akan serat. Bisa menyerap air sebanyak lima sampai 15 kali bobot kekeringanny.
"Pada musim hujan, ekosistem gambut menghalau aliran air sehingga tidak membanjiri daerah sekitarnya. Pada musim kemarau, gambut berfungsi sebagai cadangan air bagi lahan dan warga sekitarnya," jelas Kepala Kelopok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRG Provinsi Papua, DR.Ir. Suwignya Utama, MBA.
Gambut adalah hamparan yang terbentuk dari timbunan materi organik yang berasal dari sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut dan jazad hewan yang menupuk selama ribuan tahun hingga membentuk endapan yang tebal.
"Tugas BRG adalah melakukan koordinasi dan fasilitas pelaksanaan restorasi gambut seluas kurang lebih 2 juta hektar di 7 provinsi termasuk Papua. Menjadi tugas kita semua dalam memberikan informasi dan berperan mempertahankan ekosistem lahan gambut di Papua," tambah dia.
Katanya, target restorasi lahan gambut di Papua hibgga 2020 sebesar 37.753 Ha pada 11 kawasan hidrologis gambut (KHG) prioritas. Khusus di Papua, pengaruh tersebsar terhadap kerusakan lahan gambut adalah terjadinya kebakaran pada musim kemarau.
Untuk itu, lanjut dia, pendekatan dan teknik restorasi gambut oleh BRG melalui persemaian, pembibitan, penanaman, pembasahan kembali gambut, regenerasi alami dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal melalui program Desa Peduli Gambut (DPG).
Desa Peduli Gambut di Merauke adalah Desa Kaliki, Sumber Mulya dan Sumber Rezeki. DPG ini akan memiliki prinsip tanggap bencana, melindungi dan mencegah kerusakan ekosistem gambut dan menjadi desa bebas bencana kebakaran hutan dan lahan.
0 Komentar
Komentar tidak ada