Tokoh Masyarakat sekaligus Mantan Bupati Merauke, Johanes Gluba Gebze mengatakan, dalam menyelesaikan persoalan tidak harus melalui aksi demo. Tetapi dengan cara duduk bersama dengan instani pemerintah dan pihak terkait untuk mendengarkan penjelasan guna memperoleh kejelasan.
"Jangan sampai menganggap bahwa dengan demo semua masalah bisa diselesaikan, saya pikir tidak juga. Demo itu sebenarnya alternatif terakhir ketika seluruh upaya dan mekanisme mengalami jalan buntu. Sebelumnya, bisa menyurati ke pemerintah atau bupati untuk duduk bersama guna penyelesaiannya," jelas JGG di Merauke menanggapi aksi demo yang dilakukan berulang kali oleh masyarakat pemilik tanah Bandara Mopah Merauke, Jumat (21/09).
Lanjut JGG, demo terjadi karena antara harapan dan realita tindakan tidak berjalan seimbang. Harapan berjalan cepat, realita tindakan masih lambat. Sekiranya ada respon yang baik, ada ruang dialog yang baik dan segera ditindaklanjuti maka menurutnya masalah tidak berkelanjutan.
Pemerintah atau pihak yang berkompeten diharapkan segera menanggapi apa yang menjadi persoalan rakyat. Melalui tim gabungan menseriusi pengumpulan data menyangkut status dari 60 hektar tanah bandara yang masih tersisa belum dibayar.
Menurutnya, penyelesaiannya berada dalam tiga ruang, ruang pertama, dilihat dari basis data dari tiga marga, Yobar, Spadem dan Kayakai, siapa pemilik sebenarnya dan berapa luas kepemilikannya dan batas-batasnya. Lalu Badan Pertanahan melakukan pengukuran. Hasil dari data tersebut diangkat atau diproses ke tingkat berikutnya, yaitu pemerintah daerah dan pihak terkait membicarakan ke tingkat pusat atau Kementerian Perhubungan.
"Saya harap saudara-saudara yang memiliki kompeten, kewenangan segera menerima lalu bersama-sama carikan solusi terbaik," pinta JGG. Ia juga mengajak kepada para pendemo, ketika membawa persoalan ke dewan, belajarlah untuk menghargai dan mendengarkan apa yang disampaikan anggota dewan.
"Jangan ketika ada orang ingin merespon, ingin jawab, kalian bantah dan marah -marah. Kamu mau minta masalahmu diselesaikan malah ngomong marah orang, memang ko dapat hak darimana untuk marah-marah? Yang baik itu mendengar, menghargai supaya harapan kita bisa cepat direspon dan ada solusi yang muncul, tidak terlalu lama menunggu."
Kembali ia mengatakan, hanya dengan duduk bersama semua masalah bisa terselesaikan, karena uang bukan ada di demo, tapi ada di anggaran dan akan dianggarkan berdasarkan data yang jelas. Diharapkan pula para eksekusi mengikuti norma yang baik, para intelektual jangan menggunakan masyarakat untuk kepentingan tertentu, pungkasnya.
Berdasarakan pengamatan, hampir setiap bulan terjadi aksi demonstrasi di Kota Merauke. Dalam seminggu ini saja sudah tiga kali demo dengan titik sasaran yang berbeda-beda.
0 Komentar
Komentar tidak ada