Panglima Koopsau III Marsda TNI Bowo Budiarto, S.E. CHRMP. dalam kunjungan kerjanya ke Lanud J.A Dimara Merauke berkesempatan mengadakan dialog dan ramah tamah dengan tokoh masyarakat Papua di ruang Sakil Room Swissbell Hotel, Jumat, (30/07).
Dalam dialog dan ramah tamah tersebut, Pangkoopsau III didampingi Danlanud J.A Dimara Kolonel Pnb A. Gogot Winardi, S.T. serta pejabat Koopsau III. Sementara pejabat Forkompimda Kabupaten Merauke yang hadir antara lain, Danlantamal XI/Merauke Brigjen TNI (Mar) Wurjanto M. Han , Ketua DPRD Kab. Merauke Bpk Ir. Beny Isak R Latumahina, Dandim 1707/Merauke Letkol Czi Muh. Rois Edy Susilo, S.T, Dansatrad 244 Merauke Letkol Lek Nur Sahid, Kapolres Merauke AKBP Ir. Ahmad Untung Surianata, M.Hum, Kajari Kab. Merauke Bapak Radot Parulian, S.H, Kepala Pengadilan Negeri Kab. Merauke Ibu Natalia Maharani, S.H, M.Hum.
Selain itu tampak hadir tokoh masyarakat Kabupaten Merauke Bapak Johanes Gluba Gebze, Ketua LMA Kabupaten Merauke Bapak Frederikus Mahuze, Sekretaris LMA Kabupaten. Merauke Bapak Timotius Gedi Mahuze, Ketua LMA Papua Selatan Bapak Ignatuis Ndiken, Ketua Pemuda Marind Bapak Fransiskus Ciwe, Bapak Pastor Johanis Kandam. Sedangkan beberapa Tokoh Agama juga menghadiri pertemuan ini antara lain, Ustad Wawan Gunawan, Ketua Klasis GPI Merauke Pendeta Viktor N. Jelira, S.Th, Tokoh Perempuan Ibu Albertina Mekiuw, Ketua Perempuan Marind Ibu Margeretha Mahuze, Ketua BEM Musamus Riski Patiasin, Ketua KNPI Merauke Simon Balagaize, serta Ketua LPRI Merauke Bapak Sipran Muda.
Pangkoopsau III dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf TNI AU terkait tindak kekerasan yang dialami seorang warga sipil di Merauke oleh dua oknum prajurit TNI AU Lanud J.A. Dimara.
"Kedatangan kami kesini dalam rangka menindaklanjuti kejadian yang tidak seharusnya terjadi, yaitu insiden yang pernah terjadi tanggal 26 Juli lalu. Pada kesempatan pagi ini kita bisa berdiskusi, kami mohon dengan sangat agar tidak terulang kembali dan bisa mencarikan solusi sehingga tidak berkelanjutan. Kejadian ini akan kami evaluasi, bahwa siapa saja yang akan ditempatkan dimana personel itu bukan dari daerah tersebut harus tahu kearifan lokal," ucap Pangoopau.
Ditekankan bahwa Panglima TNI sangat menyayangkan kejadian terhadap Steven. Sehingga malam itu pun usai menerima informasi, langsung diambil tindakan agar permasalahan tidak berlarut-larut. Panglima TNI mengambil keputusan mengganti Komandan Lanud Johanes Abraham Dimara dan sudah ditindaklanjuti Kepala Staf Angkatan Udara dengan melakukan serah terima jabatan Komandan Lanud dan Komandan Satpomau Lanud.
"Keputusan ini tidak ada maksud tertentu dari pimpinan TNI, intinya hanya segera menyelesaikan masalah secepatnya agar situasi yang terjadi di sini tidak berkelanjutan dan kami akan evaluasi kejadian ini karena hal ini sudah jelas-jelas melanggar kode etik prajurit. Bahwa sebagai seorang prajurit kita harus menyadari bahwa kita dari rakyat dan untuk rakyat," tegas Marsda TNI Bowo Budiarto.
Wakil Bupati, H. Riduwan mengatakan, Merauke terkenal dengan istana damai istana cinta kasih. Dengan berbagai kasus yang terjadi menuntut semua pihak untuk terus dan semakin berbenah.
Tokoh masyarakat Johanes Gluba Gebze (JGG) menjuluki Merauke adalah guru kedamaian. Karena semboyang Bhineka Tunggal Ika bisa bertahan di negeri kedamaian, sehingga tidak ada persoalan apapun yang merusak tatanan negara.
"Karena Merauke sumber damai, setiap daerah bisa belajar dari Merauke," ujar JGG.
Persoalan kemarin menurutnya adalah persoalan sebab akibat. Ini menjadi peringatan untuk semua pihak yang punya tanggung jawab untuk harus melihat persoalan yang masih terabaikan di tengah masyarakat. Miras juga turut diangkat sebagai sumber kemabukan sehingga menimbulkan masalah.
"Jadi kalau hal serupa tidak terjadi lagi, kita harus tutup semua penjualan miras. Mengapa kita selalu mengambil cara yang salah untuk menghancurkan bangsanya sendiri. Dengan Perda saja tidak bisa, harus ada instruksi presiden, sebab daerah Papua harus bebas dari miras," tegas JGG.
Lanjut dikatakan, para prajurut mesti dididik dan ditanamkan rasa kemanusiaan. Mereka perlu dibentuk menjadi parajurit sejati yang memahami Sapta Marga dan menerapkannya dalam pelaksanaan tugas.
"Kalau kita jadi pembela negara, jangan kita menjadi penghancur negara ini. Saya tidak mau tanah ini menjadi tanah hukuman. Sebagai orang tua, saya tidak mau adik-adik saya terkena imbas. Mari kita menjadi bapak, ibu, saudara yang baik. Untuk berbagi rasa, berbela rasa dalam menjalani hidup," ungkapnya lagi.
Ketua LMA Malind Anim Ha Kabupaten Merauke, Frederikus Mahuze mengatakan kehadiran Pangkoopsau sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah yang terjadi, dan atas permohonan maaf yang sudah dilakukan sudah diterima namun LMA menegaskan agar jangan terulang kembali kekerasan serupa.
Bahkan para pihak lainnya menyarankan kepada Polres Merauke maupun Satpol PP bahwa ketika menemukan orang mabuk harus diberi pelajaran. Sedangkan yang jual miras harus angkat kaki dari Merauke.
Pihaknya juga meminta agar orang luar tidak perlu ikut campur urusan masalah di Merauke. Sebab orang Merauke tahu menjaga kedamaian dan bijak dalam menyelesaikan masalah. (Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada