Berita Utama

Program Percepatan Penurunan Stunting di Merauke Terus Digenjot

Merauke - Tim Pengendalian Stunting Kabupaten Merauke kembali melakukan analisis situasi dan rencana program untuk percepatan penurunan stunting di Merauke. 

Dibanding dengan tahun sebelumnya, stunting di Merauke terjadi penurunan yaitu ada di angka 28,3 persen di 2021, dan turun menjadi 23,7 persen di 2022 berdasarkan survei yang dilakukan oleh Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) . 

"Untuk tahun 2021 survei hanya dilakukan di 11 kampung sedangkan tahun 2022 diambil dari 60 kampung. Jadi sudah lumayan mewakili," ujar Winarti, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Sabtu (18/3/2023) dalam sambungan telepon. 

Intervensi stunting dikatakan mulai dari remaja putri sebelum hamil, saat hamil lalu melahirkan anak harus terpenuhi kebutuhan gizi dan kesehatannya. Yang sangat berdampak adalah terjadinya anemia pada remaja putri sehingga perlu perhatian serius mulai dari keluarga terutama pemenuhan gizi, mengikuti posyandu bayi dan remaja dan diberikan tablet penambah darah bagi remaja putri. Ini butuh peran semua pihak sebagai satu kekuatan dalam mengintervensi stunting di Merauke salah satunya melalui pemenuhan kebutuhan pangan.

Pembahasan program penurunan stunting di Merauke oleh Tim Terpadu.

"Secara nasional targetnya pada tahun 2024 angka stunting seluruh Indonesia hanya 14 persen. Sementara angka stunting sudah nasional menurun 2,8 persen. Posisi 21,6 persen di tahun 2022, sedangkan 2021 ada pada angka 24,4 persen," kata Winarti. 

Tokoh agama diharapkan mengarahkan calon pengantin yang hendak menikah ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Tujuannya, untuk mendeteksi dini penyakit yang akan menghambat kehamilannya. Menurut Winarti, kesadaran masyarakat calon pengantin untuk melapor ke layanan kesehatan sebelum menikah masih sangat kurang. 

"Sehingga upaya kami mengadakan rapat lintas sektor yang mengundang pihak terkait termasuk rapat jejaring untuk kesehatan reproduksi, kita mengundang tokoh agama dan tokoh masyarakat supaya kami mendapat dukungan program ini."

Paling utama, masyarakat punya kewajiban memantau kesehatan bayi dan anak-anaknya dengan mengantarkan ke posyandu sehingga dapat mengetahui kondisi kesehatan dan gizi anak, sebab kekurangan gizi dalam waktu yang sangat lama bisa berpotensi ke gizi buruk dan akhirnya berimbas pada pertumbuhan anak hingga menyebabkan stunting.(Get)