Partisipasi Vaksinasi Measles Rubella (MR) dan Polio di beberapa sekolah di Merauke masih kurang. Masih ada penolakan vaksinasi oleh orangtua murid di sekolah-sekolah muslim, dengan persentasenya dibawah 50 persen.
Kepala Distrik Merauke, Papua, Kristian Ndiken menyebutkan dari tujuh puskesmas yang ada di Dsitrik Merauke, partisipasi vaksin yang paling rendah adalah di sekolah muslim. Meski ada penolakan, namun tidak semua, ada orangtua yang mau menyelamatkan anaknya dengan membiarkan anak-anak mereka divaksin.
"Saya selaku kepala distrik, saya ucapkan terimakasih kepada orangtua anak yang mengerti tentang manfaat dari campak MR dan Polio. Bagi yang masih menolak, mari kita sama-sama pikirkan, ini kita berbicara tentang sehat, kalau ini tidak dilakukan dampaknya bisa sampai cacat dan meninggal dunia," ucap Kadistrik, Kamis (20/09) saat membuka lokakarya lintas sektor se Distrik Merauke wilayah kerja Puskesmas Mopah Baru tahun 2018.
Seperti di SMP Yamra, dari jumlah murid 107, yang divaksin 25 anak dan 82 menolak. SMP Al- Ma'Arif dari jumlah 48, divaksin hanya 14, menolak 34. TK+ Paud Yamra dari 260, divaksin 81 dan yang menolak 179. TK+Paud Nahdatul Ulama dari 32 anak, divaksin 10 anak dan 22 menolak.
Kesempatan itu, ia mengajak semua pihak baik tenaga kesehatan, terutama para guru memberikan pengertian kepada orangtua tentang manfaat campak MR dan Polio. Agar anak- anak terhindar dari serangan penyakit yang mematikan atau cacat permanen.
"Saya harapkan bagi anak yang belum divaksin selanjutnya mereka diijinkan orangtuanya untuk diberi vaksin. Sehingga target pemerintah melalui program kesehatan yang ditawarkan untuk menjamin kesehatan masyarakat tercapai," tandasnya.
0 Komentar
Komentar tidak ada