Pengurus Asrama Putra Marind (Aspuma) Kabupaten Merauke, Papua, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meminta masukan berbagai pihak terkait pengelolaan asrama itu, melalui sosialisasi.
Sasaran sosialisasi yang dilaksanakan, Rabu (13/12) itu yakni semua instansi dan stakeholder, tokoh agama, juga masyarakat.
Aspuma yang dibangun sejak 2012 itu, untuk menjawab masalah pelajar Marind yang datang dari kampung ke kota untuk menuntut ilmu, namun kesulitan mendapat tempat tinggal.
“Ini dibangun sebagai bentuk penghargaan kepada suku Marind, pemilik hak ulayat di Kabupaten Merauke,” kata Ketua Tim Aspuma Merauke, Jago Bukit, Rabu (13/12) di Aula Kanol Say.
Menurutnya, kini pembangunan asrama sudah mencapai 80 persen, dan sisanya 20 persen tinggal melengkapi fasilitas di dalamnya.
“Rencananya, Januari hingga Februari 2018, anak Marind yang akan tinggal di asrama mulai diseleksi,” ujarnya.
Katanya, dalam seleksi nantinya ada kriteria yang ditentukan tim diantaranya, pelajar harus berprestasi, berkelakuan baik, tidak suka mabuk, dan ada surat keterangan dari kepala sekolah serta kepala kampung.
“Di asrama unggulan ini, anak-anak dipersiapkan menjadi anak yang sukses, dan nantinya dapat masuk di bidang kedokteran, menjadi anggota Polri-TNI, penerbang, IPDN dan bisa menjadi putra Marind yang unggul, juga berprestasi,” ucapnya.
0 Komentar
Komentar tidak ada