Kepala Bidang Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, drh. Retno P.H, M.Ec.Dev. mengemukakan, masalah flu burung di Kabupaten Merauke masih dalam proses penanganan.
Surveylance terus dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros dibantu petugas dari kabupaten dan Provinsi Papua dalam pengambilan sampelnya.
"Saat ini masih dalam proses penanganan, dan kita dari kabupaten dan Provinsi Papua membantu pengambilan sampel," ujar Retno di Merauke, Jumat (19/02/2021).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan guna penekanan penyebaran penyakit adalah:
1. Melarang pemasukan unggas dewasa.
2. Memperketat pengawasan pemasukan DOC pendagang dan petelur.
3. Memperketat pemasukan produk unggas dan olahannya (telur, daging ayam, bebek maupun sosis dll).
4. Vaksinasi untuk peternakan intensif.
5. Sosialisasi biosecurity kepada peternak.
6. Antisipasi kekurangan telur dan daging ayam dengan cara mendatangkan telur dan daging ayam dari Jawa.
Lebih lanjut dikatakan, untuk daging dan telur boleh masuk ke Merauke dengan syarat, berasal dari farm yang bebas Avian Infuenza (AL). Lalu, pemotongan ayam bersumber dari Rumah Potong Unggas (RPU) yang bernomor kontrol veteriner (NKV), serta uji laboratorium bebas AL dan khusus untuk telur harus bebas pullorum (salmonella).
Kemudian ada sertifikat veteriner dari daerah asal dan rekomendasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Merauke.
"Selama ini untuk telur sebagian besar berasal dari Blitar, Jatim. Kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Blitar maupun karantina untuk pemasukan telur. Untuk daging ayam berasal dari beberapa RPU di Jatim dan Sleman Jogja. Kamipun melakukan koordinasi dengan dinas asal," ujar Retno.
Setelah produk sampe di Merauke pihaknya juga melakukan pengujian sampel kembali di laboratorium. Sementara untuk pengiriman unggas keluar daerah yang bebas AL seperti Boven, Asmat (masih dalam Provinsi Papua) belum direkomendasikan.
"Karena kami belum dapat rekomendasi dari BBVet Maros maupun dari pusat atau Deptan untuk bisa melakukan pengiriman guna mengantisipasi AL tidak menyebar ke daerah bebas lainnya. Ini sebagai upaya tetap mempertahankan Papua sebagai daerah bebas AL," tambahnya.
Sekaligus Retno mengimbau kepada masyarakat tidak perlu takut mengkonsumsi daging ayam dan telur. Sebelum dikonsumsi pastikan daging dan telur dimasak sampai benar-benar matang, setelah itu daging dan telur sudah aman di konsumsi.
0 Komentar
Komentar tidak ada