Merauke - Pemerintah Indonesia berencana mengimpor beras pada tahun 2023 guna menjaga ketahanan pangan sekaligus mengantisipasi kekurangan stok beras dalam negeri. Antisipasi tersebut menyusul turunnya produktivitas padi yang diakibatkan gagal panen dan perubahan iklim.
Anggota Bidang Pertanian, Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Kelautan (Komisi IV) DPR RI, H. Sulaeman L Hamzah menyatakan rencana impor beras oleh pemerintah tersebut diisyaratkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat bersama Komisi V DPR RI pada akhir Agustus lalu.
"Tahun kemarin kita sudah mencapai swasembada dan bahkan kita sudah bisa ekspor. Tapi tahun ini memang ada masalah karena perubahan iklim, dan rata-rata di Jawa hampir semua petani gagal panen," kata Sulaeman di Merauke, Kamis (22/9/2022).
Dikatakan, langkah antisipasi harus sudah disiapkan ketika nanti akan terjadi kekurangan stok atau persediaan beras dalam negeri. Sulaeman mengatakan bahwa tahun-tahun sebelumnya Indonesia masih surplus beras dan jagung. Namun karena kondisi perubahan iklim, masalah gagal panen di Jawa serta pengaruh ekonomi global di 2022 ini menyebabkan pemerintah mengambil langkah antisipasi dengan skema rencana mengimpor beras.
"Itu sebabnya pemerintah juga mendorong supaya daerah-daerah yang masih bisa dikembangkan di luar Jawa itu sebisa mungkin diusahakan untuk produksi lebih maksimal lagi," ujarnya.
Menyambung masalah penurunan produk beras tersebut, bukan hanya terjadi di pulau Jawa, di kalangan Petani Merauke sendiri alami penurunan produktifitas padi bahkan gagal panen akibat hama tungro. Kondisi ini perlu penanganan serius dengan menerapkan pola tanam dan atau penggunaan bibit padi yang tahan terhadap serangan hama tungro. Seperti diketahui, tahun 2022 ini petani Merauke hadapi tantangan berat dan alami kerugian besar akibat tungro.(Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada