Berita Utama

Petani Sota Didorong Siapkan Produk Ekspor Unggulan Komoditas Vanili

Merauke - Karantina Pertanian Merauke bermitra dengan Aggota Komisi IV DPRI H. Sulaeman L. Hamzah menyelenggarakan bimbingan teknis tentang budidaya vanili di Papua Selatan dan peluang akses pasar internasional bagi petani Sota. 

Tujuan kegiatan adalah untuk membekali para petani tentang teknik budidaya tanaman vanili dan peluang akses pasar internasional sehingga dapat menyiapkan produk ekapor unggulan daerah yang mampu memenuhi persyaratan karantina negara tujuan. 

Distrik Sota Kabupaten Merauke merupakan salah satu kawasan pengembangan tanaman vanili, jika dilihat dari topografi dataran rendah sangat memungkinkan untuk dijadikan kawasan pengembangan sentra vanili yang memiliki dampak terhadap peningkatan ekonomi petani.

"Adanya penyuluhan serta bimbingan teknologi kepada petani vanili terhadap tata cara penanaman vanili serta pasca panen dengan baik sangat diperlukan untuk dapat menjaga produksi vanili baik secara kuantitas maupun kualitas," terang Kepala Karantina Merauke Cahyono di Aula Kampung Sota, Rabu (27/9/2023).

Pemukulan kandara pembukaan Bimtek oleh Asisten 1 Setda PPS dan Kepala Karantina Merauke.

Terkait hal tersebut, Karantina Pertanian Merauke terus berupaya mendukung program pemerintah dalam hal ini Kementrian Pertanian melalui berbagai kegiatan teknis salah satunya kegiatan bimbingan akselerasi ekspor komoditas pertanian dalam rangka mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) pertanian.

Sementara di Sota sudah mencapai 6 hektare lahan yang ditanami vanili mengingat tanaman vanili sangat menjanjikan dan diharapkan Merauke menjadi daerah ekspor unggulan komoditas vanili. Untuk mencapai tahap ekspor perlu persiapan dari berbagai hal terutama keberlanjutan produk, kualitas dan kuantitas.

"Kalau kita mau kirim komoditi kita ke Jawa selalu terkendala dengan biaya yang sangat mahal. Untuk petani itu biaya yang sangat tinggi. Karena itu harus melihat produk yang nilainya sangat tinggi salah satuhya harga vanili," sambung Cahyono.

Asisten 1 Setda PPS, Drs. Agustinus Joko Guritno mengapresiasi kepada H. Sulaeman dan Karantina yang bekerjasama untuk pengembangan vanili di Sota. Diharapkan, pasar vanili menjadi sumber mata pencaharian bagi petani Sota dan wilayah lain yang punya potensi untuk tanaman vanili.

"Sehingga masyarakat petani bisa memperoleh penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan setiap hari," ucap Joko.

Pencapaian hasil yang baik sangat diperlukan kerjasama semua stakeholder baik dinas pertanian, kepala kampung, pendamping bahkan TNI dan Polri dalam menggerakan masyarakat lebih giat dalam melakukan budidaya vanili maupun komoditas tanaman lain yang punya nilai jual tinggi. Selanjutnya, pemerintah menyiapkan pasaran dari hasil petani agar terus berkelanjutan atau tidak mengalami kemacetan yang berpengaruh pada semangat petani.

"Sota mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah karena Sota adalah daerah perbatasan sebagai teras negara. Untuk itu, masyarakatnya harus makmur dan sejahtera. Perubahan adalah bagian dari pembangunan pembangunan membuat yang belum ada menjadi ada. Kalau ini berhasil maka vanili kita jadikan tanaman unggulan di PPS," tandas Joko.

Penyematan tanda peserta oleh staf Anggota Komisi IV DPR RI, H. Sulaeman L. Hamzah..

H. Sulaeman L Hamzah menuturkan dirinya punya harapan besar agar komoditi vanili bisa diandalkan menjadi komoditi ekspor.

Pihaknya menyiapkan bantuan bibit dan kebutuhan lain bagi petani, asalkan ada kemauan masyarakat. 

"Intinya yang 6 hektare ini terus kita bina supaya petani lebih mengerti bagaimana merawat dan memelihara untuk mendapatkan hasil yang baik dan bernilai jual keluar. Kita harapkan bisa berkembang karena lahan kita luas,iklim, air cukup dan potensinya sangat bagus," pungka H. Sulaeman.

Anggota DPR Papua, Fauzun Nihayah menambahkan program Bimtek yang dilakukan H. Sulaeman bersama Karantina ada bermacam-macam varian. Bimtek yang dilakukan murni untuk optinalisasi SDM dan SDA di Papua Selatan.(Get)