Tumpukan sampah di Pasar Wamanggu membludak ketika hari raya. Selain produksi sampah yang berasal dari warga pasar, masyarakat luar turut membuang sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) pasar Wamanggu sehingga menambah volume sampah setiap hari.
"Tahun 2019, harus ada mobil khusus pengangkutan sampah pasar. Karena kalau tidak akan sangat memberatkan kami, sebab pelanggan sampah di kami banyak dan akan terjadi saling melempar kesalahan," jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Merauke, Hja. Harmini, Jumat (28/12).
Dijelaskan, berdasarkan tupoksi dinas, petugas pengangkut sampah dari DLH hanya mengangkut sampah yang sudah ada di dalam kontainer, bukan mengumpulkan atau memasukan sampah yang masih menumpuk di pasar ke dalam kontainer. Namun yang sering terjadi, sampah belum dimasukan ke dalam kontainer saat truk pengangkut sampah tiba.
Pengelola pasar bertugas membersihkan, mengisi sampah ke dalam kontainer. Kondisi sampah pasar tersebut, semua pihak sering bekerja bakti membersihkan dan mengumpulkan sampah yang berserakan, tapi penumpukan sampah masih terjadi.
"Kita akan segera operasikan satu unit truk sampah di Pasar. Tapi kita hanya kasi mobilnya saja, untuk operasional, sopir dan lain-lain jadi kewenangan mereka," tambah Harmini.
Kepala UPTD Pasar Wamanggu Merauke, Janner mengatakan, setiap hari 31 petugas kebersihan mengangkut sampah dari dalam pasar dan memasukan sampah ke dalam kontainer.
"Banyak sampah juga yang berasal dari luar yang dibawa masuk oleh masyarakat. Kami tidak bisa awasi, sehingga kita butuh pos jaga dalam mengawasinya," ucap Janner.
Selain itu, pihaknya berharap memiliki satu unit truk pengangkut sampah pasar agar tidak terus bergantung pada DLH, disertai biaya operasional serta kebutuhan lainnya.
Lanjut dia, volume sampah meningkat saat hari raya. Kurangnya kesadaran warga pasar membuat pasar terlihat sangat jorok dan romol di saat musim hujan.(geet)
0 Komentar
Komentar tidak ada