Berita Utama

Industri Rumahan Dongkrak Ekonomi Perempuan Papua  

Di Indonesia, jumlah penduduk perempuan hampir sama dengan jumlah penduduk laki-laki. Hal tersebut mendorong pentingnya keterlibatan perempuan secara aktif di berbagai bidang kehidupan untuk mendongkrak kesejahteraan bangsa Indonesia. Bicara tentang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki tidak melulu soal jumlah kedudukan di kursi parlemen. Lebih dari itu, mewujudkan kesejahteraan sebuah bangsa terdapat peran aktif perempuan didalamnya.
 
“Untuk mengatasi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki khususnya bidang ekonomi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mempunyai salah satu program unggulan yakni, Industri Rumahan (IR). Sebuah program yang berupaya memberdayakan kaum perempuan dengan melakukan wirausaha, dengan tujuan agar akses perempuan untuk sektor ekonomi terbuka lebar dan mengurangi kesenjangan,” papar Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPPA, Indra Gunawan dalam Dialog bersama Pelaku Usaha dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan dan Anak di Provinsi Papua, Jayapura, (28/2) dalam rilisnya.
 
Sementara itu, untuk mengukur kesejahteraan bangsa dapat menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit tunggal untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia. Terdapat 3 dimensi yang dapat diukur yakni, dimensi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir IPM Nasional telah mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, angka IPM nasional mencapai 69.55 dan meningkat menjadi 70.81 pada tahun 2017. Sedangkan, IPM Provinsi Papua juga telah mengalami peningkatan dari 57.25 di Tahun 2015 menjadi 59.09 di tahun 2017.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas PPPA Provinsi Papua, Anike Rawar menyampaikan, bila melihat Indsutri Rumahan (IR) atau usaha mikro mayoritas pelakunya adalah perempuan. Kami telah merasakan dampak yang terjadi dengan adanya IR di Papua. Sudah mulai banyak perempuan pelaku usaha yang mengembangkan usaha mikronya. Diantaranya yang dirasakan oleh Ibu Dolfince, pengusaha Sagu di Papua dan Blendani Onge, Pengusaha Batik Papua.
 
"Kami berharap dengan adanya dukungan dari Kemen PPPA dan DPP IWAPI dapat terus mengembangkan usaha mikro perempuan-perempuan Indonesia, khususnya Papua. Sebab, berjayalah bangsa ini jika perempuan dan anak mendapatkan kesejahteraan," tambah Anike Rawar.
 
Berbagai upaya harus terus dilakukan untuk memperkecil tingkat kesenjangan gender dengan memberdayakan kaum perempuan termasuk di bidang ekonomi. Kebijakan di berbagai aspek untuk perlahan mengurangi masalah kesenjangan ini sangat diperlukan. Selain melalui peningkatan program-program pemberdayaan bagi perempuan, Kemen PPPA telah bekerja sama dengan IWAPI, KADIN/KADIN Daerah, OPD terkait, Dekranasda, BUMD, dan Dunia Usaha.
 
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlu ada sinergi yang sungguh-sungguh dengan dunia usaha, akademisi, tokoh adat, dan masyarakat. Saya yakin ini bisa menjadi kekuatan bagi kita semua untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan di masa depan. Besar harapan agar dialog bukan hanya wadah untuk saling berbagi, namun juga dapat meningkatkan semangat perempuan papua untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya," tutup Indra.(geet)