Berita Umum

DPRD Menyebut Kondisi Pendidikan di Kampung Mati Total

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Merauke Dominikus Ulukyanan menyebut, kondisi pendidikan di kampung-kampung masih lemah bahkan mati total.

 

Pandemi Covid -19 seperti sekarang ini, oleh para guru menjadikan kesempatan untuk bersantai di kota. Sementara anak-anak menjadi terlantar tidak ada aktivitas pendidikan di kampung-kampung.

 

"Kondisinya sama saja baik sebelum maupun setelah ada Pandemi Covid-19," ujar Waket DPRD Dominikus, Sabtu (13/03) di Merauke.

 

Dewan sendiri sudah menyampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Merauke, untuk membuat klaster khusus daerah pedalaman yang tidak terjangkit Covid tetap melakukan sekolah tatap muka.

 

"Karena di kampung otomatis tidak bisa belajar daring, internet tidak ada, 100 persen mereka tidak sekolah," ungkap Dominikus, Sabtu (13/03).

 

Dewan masih menunggu tindak lanjut Dinas P dan K terhadap kondisi ril pendidikan di kampung-kampung.

Ia menegaskan para guru tidak mengambil kesempatan dengan alasan Covid-19 lalu meninggalkan kampung sehingga tidak ada aktivitas belajar bagi generasi penerus di pedalaman.

 

"Dalam keadaan normal saja macet, apa lagi dalam keadaan begini. Saat ini guru-guru masih di kota. Mereka tinggal tunggu honor, gaji," imbuh Dominikus.

 

Menurutnya, guru punya tanggung jawab moral terhadap tugas dan pelayanan sebagai pendidik. Sebab, generasi bangsa harus memiliki pendidikan dasar yang kuat sebagai modal dasar untuk persiapan meraih masa depan yang lebih baik.

 

Meski begitu, Waket DPRD Merauke menyanjungi kesetiaan dan keseriusan guru-guru di SMP Okaba. Para guru standby di tempat, siswa dikasih bimbingan dan tugas dalam bentuk tertulis untuk dikerjakan di rumah.

 

"Kami bangga dengan guru-guru di Okaba yang tetap jalankan tugas dengan baik. Kalau sudah tidak ada panggilan di dalam hati, sebaiknya mengundurkan diri," pungkasnya.