Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC menabiskan dua imam dan empat diakon di Gereja St. Fransiskus Xaverius Katedral Merauke, Minggu (25/04) pagi dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Dua imam dan empat diakon yang telah ditahbiskan oleh Uskup Merauke dari diakon ke imam adalah Valentinus Generosus Nuga, Pr dan Emanuel da Santo Meo Djogo, Pr Selanjutnya, dari Frater ke Diakon adalah Diakon Herlan P Ulukyanan, Pr, Diakon Yeremias Banusu, Pr, Diakon Fransiskus Xaverius Tola Bolilera, Pr dan Diakon Avelinus Moat Simon, Pr.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Kanisius Mandagi, MSC mengatakan, sebagai diakon, mereka akan memberikan bantuan kepada uskup dan para imam dalam pelayanan sabda, pelayanan altar dan cinta kasih. Mereka akan memaklumkan injil, mempersiapkan kurban ekaristi dan memberikan Tubuh dan Darah Tuhan kepada umat beriman.
Mereka juga mengemban tugas untuk memimpin doa-doa, menerimakan permandian, memberkati perkawinan, membawa sakramen surgawi kepada semua orang yang berada dalam sakrat maut dan memimpin upacara penguburan. Sedangkan diakon yang ditabiskan menjadi imam, mengemban tugas untuk abdi Kristus yang adalah pengajar, imam agung dan gembala.
"Para diakon adalah pelayan Kristus. Oleh karena itu, lakukan kehendak Allah dengan segenap hati, penuh cinta kasih dan kasihilah Tuhan dan sesama dengan hati yang riang, jangan marah-marah. Segala kecemaran dan kelobakan adalah perbuatan berhala.
Hendaklah menjadi orang-orang yang terkenal tulus, ikhlas, penuh roh dan kebijaksanaan. Dengan beralaskan iman, nyatakanlah dirimu murni dan tak bercela di hadapan Allah dan manusia. Sebagaimana pantas bagi pelayan Kristus," ajak Mgr. Mandagi.
Kepada dua imam yang ditabiskan, ia menekankan untuk wartakanlah Sabda Allah dan menjaga diri agar tetap percaya akan Sabda Tuhan dan menjadi teladan dalam pengajaran. Sebab, kata-kata yang baik menciptakan keajaiban dan mujizat.
"Hendaklah pengajaranmu menjadi pegangan bagi umat Allah dan cara hidupmu menjadi kesukaan bagi umat kristiani. Perhatikan apa yang kau lakukan, teladani apa yang kau ajarkan. Hendaklah berusaha mematikan keinginan anggota tubuhmu dari segala jenis kejahatan melalui cara hidup yang benar," tegas Uskup Agung Merauke.
Setelah melewati prosesi pentabisan, salah satu imam baru
mengungkapkan ungkapan hati tentang kisah perjalanan mereka melewati banyak tantangan hingga berhasil ditabiskan. Mereka yakin bahwa Tuhan mengenal setiap hati yang setia kepada-Nya.
Meski bangga karena sudah resmi jadi imam, ia menyebut bahwa penderitaan akan berlanjut, dan salibnya semakin berat. Baik orang tua, keluarga dan umat diminta tidak berhenti mendodkan perjalanan imamat mereka ke depannya.
"Kami bukan orang sempurna, ditabiskan dalam ketidaksempurna. Kami minta jika ada kekurangan, jangan menghakimi kami, bantu kami untuk keluar dari persoalan," pintanya.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang juga hadir pada kesempatan yang sama mengatakan, tugas para imam pada zaman sekarang cukup berat. Semua umat harus dukung gereja, untuk memudahkan tugas pewartan.
"Umat katolik tidak membicarakan keburukan iman atau biarawati di belakang, tetapi dengan bijaksana menasihati, mengingatkan, dan mendoakan agar mereka tetap di jalan yang benar. Mari kita support para imam, dan kita dukung penuh," ajak Romanus.
Kepada dua imam, Romanus berpesan bahwa sebagai pelayanan umat, harus membangun komunikasi yang baik dengan semua elemen. Supaya terciptalah kerja sama yang baik dan terjalin kerukunan antarumat beragama.
Sebagai penutup, Ia berharap di masa mendatang, akan ada generasi asli Papua yang nanti terpanggil dan ditabiskan menjadi imam di Selatan Papua. Agar bukan hanya wajah luar yang ditabiskan untuk mewartakan Sabda Allah tetapi orang asli Papua juga banyak yang ditabiskan menjadi imam
Usai pentabisan, dilanjutkan dengan ramah tamah bersama. Dihadiri pejabat TNI-Polri, para iman di Keuskupan Agung Merauke, dan para tamu undangan yang diundang terbatas.
0 Komentar
Komentar tidak ada