Malaria merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Tingkat keparahan malaria bervariasi berdasarkan spesies plasmodium.
Penyakit ini dapat menular dari satu manusia ke manusia lain melalui gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi parasit. Begitu terinfeksi penyakit ini, penderita malaria bisa merasakan gejala penyakit ringan sampai parah, tergantung jenis parasit dan kondisi tubuh penderita.
Di wilayah Indonesia lainnya malaria dapat dieliminasi, sementara Provinsi Papua khususnya Kabupaten Merauke angka penderita malaria cukup banyak. Untuk menekan dan memberantasnya membutuhkan peran semua pihak, bukan hanya Dinas Kesehatan.
"Sehingga hari ini kita mengajak semua pihak atau komunitas, kita duduk bersama untuk membagi peran. Kira-kira apa kontribusi yang bisa diberikan dalam rangka mengeliminasi malaria sesuai dengan tupoksi masing-masing," terang Kadis Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevile A. Muskitta, Sabtu (21/08) di Auditorium Kantor Bupati Merauke dalam kegiatan sosialisasi dan pembentukan grup partisiapsi malaria.
Ada sejumlah perwakilan komunitas diundang, salah satunya adalah perwakilan wartawan Merauke yang kontribusinya adalah mempublikasikan hal-hal yang berkaitan dengan malaria. Kesempatan yang sama, masing-masing komunitas menyampaikan bersedia melakukan tindakan atau aksi sosialisai yang akan dilakukan ke masyarakat. Baik sosialisasi perkenalan bahaya malaria, cara menghindari agar tidak tertular dan upaya penyembuhan ketika sudah tertular melalui imbauan, brosur, pamflet atau stiker serta gerakan bersih lingkungan.
Beberapa waktu sebelum kegiatan ini, juga sudah diadakan kegiatan Workhsop Analisis Situasi dan Pemetaan Malaria di Kabupaten Merauke yang menghadirkan kepala OPD Kabupaten setempat dan kepala bidang dan seksi di Dinas Kesehatan maupun puskesmas.
Tujuannya, untuk meningkatkan pemahaman lintas sektor terkait kejadian malaria dan faktor-faktor yang berkontribusi dalam distribusi penyakit malaria. Selain itu teridentifikasinya permasalahan serta kendala yang dihadapi serta solusi dalam pengendalian malaria di berbagai lintas program dan puskesmas. Dan, meningkatnya upaya pencegahan dan pengendalian malaria.
Dalam laporan kegiatan yang disampaikan Penanggungjawab kegiatan workshop, Salvator Tharob menyampaikan bahwa tahun 2020 ada kecenderungan peningkatan kasus mendekati 16 persen kasus malaria di Indonesia. Sekitar 9,3 peningkatan terjadi di Provinsi Papua dengan dominasi kasus terjadi pada kelompok produktif.
Tingginya penyakit ini dipengaruhi berbagi faktor, yakni keadaan geografis daerah yang beragam, sosial budaya masyarakat, dan tingkat pendidikan yang berbeda dimungkinkan bisa menjadi faktor yang mendukung peningkatan kasus malaria.
Menyambung dari kegiatan tersebut, berbagi komunitas kaum muda siap membackup Dinas Kesehatan untuk memberantas malaria di Merauke. Kegiatan ini disponsori atau dibiaya melalui dana UNICEF melalui Yayasan Gapai Harapan Papua tahun 2021.
Untuk diketahui, parasit malaria bisa menyerang manusia dari semua umur. Oleh karena itu, jika ada gejala ataupun sakit malaria, masyarakat harus segera periksa ke petugas kesehatan terdekat supaya segera diobati untuk mematikan parasit agar tidak berakibat fatal atau menular kepada orang lain.
"Jangan mengobati sendiri, tetapi ke petugas kesehatan untuk diobati secara benar supaya sembuh total. Kemudian terapkan perilaku hidup bersih dan sehat," pungkas dr.Nevile.
Sebagai pencegahan penularan penyakit malaria bagi atlet PON XX Papua di Merauke, petugas kesehatan dan peserta grup partisipasi malaria akan membagikan kelambu di wisma atlet. Di samoing itu, efektifitas Residu Insektisida Actellic 500EC pada berbagai macam permukaan dinding terhadap kematian nyamuk Anopheles aconitus, aedes aegypti, dan culex quinquefasciatus. (Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada