Merauke - PT. Bio Inti Agrindo (BIA) menyelenggarakan kegiatan Kemitraan Strategis dalam pemberdayaan masyarakat kampung bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan Sumber Daya Alam.
Kemitraan Strategis dilakukan sebagai bentuk keseriusan dan komitmen perusahan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit ini kepada pemerintah daerah terlebih kepada masyarakat sekitar melalui program sosial perusahaan.
Presiden Direktur PT. BIA, Mr. Hyun Chang Seop mengutarakan, pihaknya menyadari bahwa untuk keberlanjutan eksistensi PT. BIA perlu didukung komunikasi dan kerjasama dengan semua pihak, terlebih Pemkab Merauke dan masyarakat sekitar perusahaan.
"Kami harap dengan adanya kerjasama yang baik ini, kita dapat bersama-sama memajukan Merauke," ucap Mr. Hyun di Swissbel Hotel Merauke, Kamis (9/6/2022).
Kerjasama kali ini merupakan pemberdayaan kepada masyarakat di delapan kampung di Merauke, yakni bidang Ekonomi, Pendidikan, kesehatan dan SDA. Ruang lingkup kegiatan tahun ini akan terpusat di delapan kampung yakni Selil, Kindiki, Bahas, Mutung, Boha, Kolam, Wan dam Selauw. Untuk itu Bupati Merauke, Romanus Mbaraka memberikan penekanan kepada pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membuat perencanaan agar delapan kampung tujuan mendapat impackt dari kegiatan tersebut.
"Harap teman-teman dapat medesain program yang akan dilaksanakan sehingga sesuai kebutuhan dan bermanfaat bagi masyarakat," tandas Mbaraka.
PT. BIA mendapat apresiasi pimpinan daerah setempat karena konsisten melakukan tanggungan sosialnya kepada daerah dan masyarakat lokal. Dengan begitu, perusahaan betul-betul menunjukan manfaat timbal balik dalam berinvestasi di suatu wilayah.
Pembukaan kegiatan kemitraan strategis antara PT. BIA dan Pemkab Merauke.
"Kemitraan ini sebagai tanggungjawab bersama membangun daerah," tambah Romanus.
Kartika Dewi selaku Manager Sustainabilty Head Office di Jakarta menyebut, rencana kegiatan diawali dengan kajian (baseline) yakni survey dan analisis produk berkelanjutan, analisis pasar terhadap potensi komoditas, kajian kebutuhan training dan teknologi yang akan digunakan, kajian lengkap mata pencaharian berkelanjutan, mengembangkan peta kerangka kerja atas dukungan (Develop Sustainable Economic Roadmap) dan kajian atas daerah rawan kebakaran (termasuk indentifikasi bahaya dan risiko).
"Output Sustainable Economic Roadmap tersedia program mencakup peternakan, pertanian, silvikultur atau pengembangbiakan spesies Papua untuk pasar komersial, pengembangan produk makanan lokal (sagu, pinang, gambir), air bersih dan energi yang layak dan mengidentifikasi mekanisme untuk implentasi," terang Kartika Dewi.(Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada