PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua melakukan build-up stock untuk mengantisipasi kebutuhan BBM dan LPG selama Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Untuk menjaga ketersediaan stok, Pertamina juga menyiapkan langkah antisipasi dengan menambah tonase (kapasitas muat) kapal menjadi 20 unit dan menaikkan ketahanan stok di TBBM MOR VIII Gasoline sebesar 9%, Gasoil sebesar 15%, Kerosene 15% dan Avtur 10%.
"Pertamina MOR VIII siap memenuhi permintaan SPBU untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Provinsi Papua yang meningkat di periode ini," jelas Unit Manager Comm. & CSR MOR VIII – Maluku Papua Brasto Galih Nugroho melalui Officer Communication & Relations Gayuh Mustiko Jati, Jumat (21/12) di Merauke.
Di periode satgas Natal dan Tahun Baru 2019, penyaluran Gasoline (bensin) di Provinsi Papua diprediksi mengalami kenaikan dengan rata-rata sebesar 3% dari permintaan harian, konsumsi tertinggi pada H-11 sebesar 1.158 KL, selanjutnya konsumsi Gasoline cenderung menurun menjelang hari H dan kembali mengalami peningkatan pada H+4 sebesar 1.095 KL dari permintaan Harian (rata-rata 3 Bulan Terakhir 822 KL). Untuk penyaluran Gasoil (bahan bakar diesel) diprediksi mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 15% dari permintaan harian, konsumsi tertinggi pada H-8 sebesar 463 KL, selanjutnya konsumsi Gasoil cenderung menurun menjelang hari H dan kembali mengalami peningkatan pada H+3 sebesar 499 KL dari permintaan harian (rata-rata 3 bulan terakhir sebesar 367 KL).
Penyaluran Kerosene (minyak tanah) Provinsi Papua mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 3% dari permintaan harian, konsumsi tertinggi pada H-13 sebesar 367 KL, selanjutnya konsumsi Gasoil cenderung menurun menjelang hari H. Dan kembali mengalami peningkatan pada H+14 sebesar 367 KL dari permintaan harian (rata-rata 3 bulan terakhir sebesar 223 KL).
"Kenaikan Kerosene terjadi karena adanya operasi pasar yang dilakukan menjelang Hari Raya Natal 2018. Untuk Avtur (bahan bakar pesawat), Konsumsi Avtur di Papua di periode ini diprediksikan mengalami kenaikan sebesar 5.8% dibandingkan permintaan Normal menjadi 14.500 KL," terangnya.
Sementara itu, untuk penyaluran BBM di wilayah 3T di Papua, dari tahun 2016 hingga 2018 Pertamina telah mengoperasikan 20 titik di wilayah provinsi Papua. Ke-20 titik ini diantara tersebar di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Mamberamo Raya, Nduga, Puncak, Yalimo, Mamberamo Tengah, Tolikara, Supiori, Boven Digoel, Paniai, Pegunungan Bintang, Waropen Jayawijaya, Lanny Jaya, Yalimo, dan Asmat dengan alokasi total sebesar 1.120 KL premium per bulan dan 410 KL solar per bulan.
Adapun moda angkutan yang digunakan untuk menyalurkan BBM di titik Lembaga Penyalur 1 Harga tersebut diantara menggunakan moda udara yang sebagian besar untuk wilayah pegunungan dengan titik supply dari Jayapura dan Jobber Timika. Sementara moda transportasi laut digunakan untuk wilayah pesisir dengan titik supply dari Biak, Jobber Timika, Serui, dan Merauke dan moda transportasi darat digunakan untuk wilayah Supiori, Boven Digoel, Paniai dengan titik supply dari Biak, Merauke, dan Nabire.
Untuk memastikan penyaluran BBM baik di titik 1 Harga maupun di wilayah lainnya, Pertamina bersama Pemerintah Daerah melakukan koordinasi terkait pengawasan penyaluran BBM. Pengawasan ini perlu dilakukan untuk mencegah adanya oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan BBM 1 Harga ini dijual kembali dengan harga yang tinggi khususnya di tingkat pengecer.
"Dukungan dari semua pihak, khususnya dari aparat berwajib dan Pemda sangat diperlukan agar penyaluran BBM di wilayah Papua dapat berjalan dengan kondusif," tambahnya.(geet)
0 Komentar
Komentar tidak ada