Dalam rangka menyambut ramadhan 1442 H tahun ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke melakukan pengujian keamanan Pangan Asal Hewan (PAH) seperti daging ayam beku, bebek beku, telur dan olahan hewan lainnya di laboratorium Kesmavet (kesehatan masyarakat veteriner).
Tujuannya tidak lain adalah untuk menjamin keamanan pangan asal hewan tidak mengandung kuman/bakteri dan menghindari penularan penyakit yg bersifat zoonosis (yang menular dari hewan ke manusia).
"Ada beberapa uji yang kami lakukan seperti, uji residu antibiotik, uji borax, uji coli, dan uji formalin," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Merauke, Drh. Retno P.H, M.Ec.Dev, Jumat (09/04).
Disebutkan cara yang perlu masyarakat ketahui ketika membeli produk hewan dilihat warnanya, dipegang teksturnya dan dicium aromanya. Produk hewan yang baik, tidak berbau busuk, kekenyalannya normal/tidak benyek/lembek atau tidak terlalu kental dan warna khas daging segar.
Untuk itu, para pelaku usaha coolstorage dinas mensyaratkan beberapa syarat pemasukan daging ayam beku dan olahannya. Seperti rekomendasi dari daerah asal berupa pengujian lab (formalin, residu antibiotik, TPC, borax),
sertifikat halal, sertifikat bebas Avian Ilfuenza (Al) atau hasil uji lab PCR bebas AI. Setiap coolstorage harus memiliki sertifikat NKV (Nomor Kontrol Veteriner) artinya bahwa usaha coolstorage tersebut telah memiliki standart higienis dan sanitasinya.
"Untuk coolstorage kami terus melakukan pembinaan jika tidak memenuhi syarat kami tidak mengeluarkan rekomendasi untuk mendatangkan produk PAH," tambahnya.
Lebih lanjut disampaikan, selain uji PAH, dinas juga menguji apakah mengandung bangkai dan daging babi. Jika dari hasil lab tingkat cemaran kuman tinggi, maka pihaknya akan tinjau kembali ijinnya dan pengecekan di tempat penyimpanan. Sebab, menurutnya cemaran bisa terjadi akibat suhu penyimpanan yang kurang maksimal atau cara penyimpanan yang tidak sesuai standar.
"Hasil uji lab, semua masih dalam ambang batas normal," sebut Retno.
Dinas juga melakukan uji kualitas telur, terutama telur yang berasal dari luar Merauke, apakah masih layak untuk dikonsumsi atau tidak. Terkadang pembeli menemukan telur dalam kondisi rusak atau kualitas buruk yang disebabkan faktor tertentu, terutama telur yang didatangkan dari luar Merauke.
"Sebenarnya telur sampai Merauke kami uji masih dalam keadaan layak dikonsumsi namun mungkin di tingkat pengecer lama atau tidak langsung laku terjual sehingga ketika sampai di konsumen sudah dalam keadaan encer bahkan mungkin busuk," terang Retno.
Ciri telur yang bagus :
1. Kerabang telur tidak retak
2. Tekstur kerabang telur licin/halus dan mengkilat
3. Tidak banyak kotoran menpel di Ketabang telur
4. Jika di pecahkan kuning telur masih utuh dan tidak lengket di kerabang dan putih telurnya masih kental.
0 Komentar
Komentar tidak ada