Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) secara serius menyusun langkah strategis demi menyelesaikan permasalahan terorisme yang terjadi di Bumi Cendrawasih dan secara khusus di Bumi Anim Ha.
Langkah strategis tersebut merupakan respon cepat BNPT pasca penetapan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, serta penangkapan sejumlah terduga teroris yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Merauke.
Salah satu langkah strategis yang dijalankan BNPT dengan menggelar "Silaturahmi Kebangsaan" bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Kabupaten Merauke pada Kamis (24/6).
Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., mengatakan Silahturahmi Kebangsaan merupakan wadah aspirasi perangkat daerah maupun unsur masyarakat lintas etnis dan agama untuk menciptakan Papua yang aman dan sejahtera.
"Jalur dialog dan pembangunan kesejahteraan terus digalakan agar tidak ada lagi korban kekerasan di Tanah Papua," katanya dalam kegiatan yang digelar di Swiss-Belhotel Merauke.
Boy kembali menegaskan bahwa, pendekatan penanggulangan terorisme di Papua memprioritaskan pendekatan soft approach (pendekatan lunak). Lewat pendekatan lunak tersebut, BNPT mengajak hadirnya peran aktif tokoh adat dan agama dalam menularkan karakter toleran dan nasionalis kepada masyarakat Papua.
"Tokoh agama memegang peran yang sangat penting, untuk membimbing dan mengajak masyarakat untuk membentuk tata kelola kehidupan yang baik melalui ajaran agama, begitu juga tokoh adat," ujarnya.
Karakter toleran dan nasionalis ini harus diperkuat juga dengan empat pilar konsesus nasional.
“Perlu ada penguatan komitmen kebangsaan bahwa bangsa ini dibangun 4 konsensus nasional yakni NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kewajiban kita menjaga empat konsensus ini,” ungkapnya. (Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada