Berita Utama

Ini Klarifikasi Penjemputan Atlit Wushu Papua di Merauke

Ketua Harian Sub PB PON XX Papua Klaster Merauke Elianor Dumatubun mengaklarifikasi terkait berita penjemputan atlit wushu Papua di Merauke dengan menggunakan truk, Senin (13/09/2021).

 

Elianor mengatakan, semua atlit Provinsi Papua yang datang ke Merauke adalah kewenangan provinsi, yakni telah dibentuknya kontingen Provinsi Papua. Sehingga baik pengurus KONI maupun Sub PB PON di Merauke tidak mengetahui akan kedatangan atlit ke Merauke karena tidak ada konfirmasi mulai dari kedatangan atlit bola kaki, bermotor, termasuk atlit wushu.

 

"Setelah mereka datang, mereka koordinasi dengan kita, ada hal-hal yang kurang langsung kita backup. Pada intinya kami siap mendukung semua atlit Papua. Jangan sampai kita dianggap Sub PB PON tidak siap untuk melaksanakan PON, kita sudah siap untuk melaksanakan PON di Kabupaten Merauke," ungkap Elianor dalam konferensi pers di KONI Merauke, Selasa (15/09/2021).

 

Sekeretaris Pengurus Provisi Wushu Papua sekaligus Sekretaris Pengurus Panpel Inti Pada Pelaksanaan PON 2021, Samuddin kesempatan yang sama mengatakan, pengurusan pelatihan dari semua Cabor sudah berlangsung hampir dua tahun di bawah Kodam XVII/Cenderawasih. Pergerakan semua atlit maupun logistik selama pelatihan menggunakan kendaraan atau truk TNI. Bahkan kedatangan ke Merauke menggunakan truk TNI juga, dan menurutnya semua atlit sudah terbiasa dengan pendidikan militan.

 

"Pernyataan keberatan Ketua Pencab Wushu Merauke maslah kendaraan yang dipakai untuk menyambut atlit Papua kemarin yang dianggap kurang koordinasi, itu tidak benar. Karena informasi sudah disampaikan lewat whatsapp grup dengan pengurus di Merauke tetapi tidak ada tanggapan.

 

Artinya, kalau tidak ada komunikasi itu hal keliru. Harusnya, kami satu tim tidak boleh seperti itu karena kita kelompok inti yang bersama-sama untuk mensukseskan PON di Papua, ini sangat mengganggu," ujar Samuddin.

 

Lanjut kata Samuddin, selama kegiatan pelatihan tidak ada kendala dan atlit sudah biasa karena dididik dengan cara militan serta siap untuk bertanding. Oleh karena itu ia harapkan jangan lagi ada pernyataan yang membuat psikologi atlit menjadi terganggu.

 

"Kami tidak muluk-muluk untuk target, sesuai yang diberikan oleh PON adalah satu medali emas. Tapi kami berupaya bisa mendongkrak lebih dari itu, minimal dua atau tiga medali emas. Sebagai tuan rumah punya keyakinan untuk harus menang," ujar dia.

 

Adapun nama Atlit, Pelatih dan Official sebagai berikut, Yuliana Prawar 48 kg (putri), Selfi Dwi 52 kg (putri), Maryam P. Awee 56 kg (putri), Moria Manalu 60 kg (putri), Markus Ndiken 48 kg (putra), Hanock D. Baimo 52 kg (putra), Stefano Rumagit 56 kg (putra), Winardi 60 kg (putra), Hendrik Rikut 65 kg (putra), Daniel Emakpa 70 kg (putra), Deni Arif Fadillah 75 kg (putra).

 

Kemudian, Pelatih Kepala Adrie Yani Mandey, Asisten Pelatih-1 Fernando Mofu, Asisten Pelatih-2 Rahmat Renwarin, Official Umum Jefry Dahar, Official Ronald Rahael, dan Official Putri Laurina Helena Yanti.

 

Khusus atlit wushu sanda putra sebanyak 7 orang dan putri empat orang sedangkan atlit wushu taolu terdiri dari satu putri dan tiga putra, dengan total keseluruhan atlit wushu 15 atlit. (Get)