Berita Utama

Uskup Agung Merauke Sebut Pendidikan Bagi Generasi OAP Harus Diperkuat

Merauke - Generasi Orang Asli Papua (OAP) di Selatan Papua akan maju dan berkembang jika didasari dengan pendidikan yang kuat. 

Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi mengatakan, hanya melalui pendidikan sebagai pasport yang dapat mengantarkan generasi asli Papua untuk mampu mandiri dan tidak mudah dikuasai.

Untuk itu, para pastor atau imam gereja Katolik ditekankan untuk membackup pendidikan di sekolah Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK). Salah satu upaya yang sudah mulai dilakukan Uskup Mandagi saat ini adalah membuka pembangunan Seminari tingkat SMP di Selatan Papua, yakni di Wendu Merauke, Bovend Digoel, Keppi, Kimam dan bulan Agustus mendatang dibangun satu lagi di Kota Merauke.

Pendirian seminari kecil ini dengan pertimbangan nantinya akan melahirkan imam baru asal empat kabupaten di wilayah selatan. Sebab menurutnya, sudah bertahun-tahun tidak ada imam orang asli Papua yang ditahbiskan.

Namun, lebih dari itu adalah menghasilkan SDM generasi Papua yang lebih berkualitas. 

"Kalu mau penambahan imam, perlu tempat pendidikan yakni seminari kecil. Saya yakin dalam waktu lima tahun banyak sekali anak asli Papua yang terdidik. Mereka tidak jadi pastor tidak apa-apa, tapi mereka sudah dapat pendidikan di seminari dan kita sudah membuat pendidikan yang bermutu dan bermoral," ungkapnya di Sekretariat Keuskupan Agung Merauke, Sabtu (5/3/2022).

Uskup Agung Merauke juga menyebut, banyak terjadinya kasus kriminal di Merauke rata-rata berasal dari orang-orang yang tidak terdidik dan tidak bermoral. Ini terjadi karena lemahnya pendidikan mulai dari SD, SMP dan SMA, tidak disiplin diri dan tidak mengenal dasar iman dan agama secara baik dan benar yang dimulai dari lingkungan keluarga dan peran yayasan.

"Saya sudah ganti ketua Yayasan YPPK, kalau tidak hancur," sambung Uskup Mandagi.

Selain itu, katanya, perlu kerjasama dengan pemerintah setempat maupun dengan lintas agama untuk sama-sama membangun anak-anak bangsa di Papua. Terlebih peran para imam dalam membackup pendidikan di Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik.(Get)