Merauke - Kondisi Pelabuhan Merauke dikeluhkan belum steril dan belum betul-betul aman dan tertib. Pasalnya, masih ditemukan buruh liar yang ikut berbaur dengan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM).
Ketidaktertiban ini membuat situasi di Pelabuhan Yos Sudarso Merauke tidak kondusif. Sebab, adanya pemaksaan buruh liar kepada penumpang, ditambah lagi dalam kondisi pengaruh minuman keras atau mabuk.
"Kondisi ini yang menciptakan situasi yang tidak kondusif," ujar Kepala Pelni Cabang Merauke, I Komang Budiswastawan, Selasa (16/8/2022) di ruang kerjanya.
Kepala Pelni Cabang Merauke, I Komang Budiswastawan.
Dirinya berharap dengan hadirnya Merauke sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Selatan (PPS), perlu pembenahan wajah pelabuhan setempat agar lebih aman dan tertib seperti di Bandara Mopah. Besar harapannya, Pemerintah Kabupaten Merauke beserta pihak terkait memperhatikan keluhan tersebut.
Saat ini, PT. Pelni Cabang Merauke masih alokasikan tiga kapal utama untuk melayani transportasi laut yakni KM Tatamailau, Leuser dan Sirimau. Dua kapal perintis yaitu KM Sabuk Nusantara 47 dan Sabuk Nusantara 53 serta satu kapal tol laut yaitu KM Tembaga Nusantara 8.
PT. Pelni tetap memantau tred penumpang dan cargo, terutama hadirnya PPS ini, jika ada peningkatan maka pihaknya akan menyesuaikan dengan permintaan pemerintah daerah apabila dibutuhkan penambahan armada angkutan laut.
"Kalau dari kami selalu siap kalau ada permintaan penambahan, sesuai kebutuhan di daerah," sebut Komang.
Lanjut kata Komang, kini penumpang kapal mengalami peningkatan, salah satu penyebab adalah melonjaknya harga tiket pesawat yang mengakibatkan beberapa calon penumpang beralih menggunakan moda transportasi laut. Aturan perjalanan masih sesuai dengan aturan Kemhub maupun Satgas Covid-19 pusat.(Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada