Pengembangan padi organik yang dikelola seluas 37 hektar di Kampung Urumb Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Papua mulai dinikmati petani. Keberhasilan ini atas kerjasama 21 kelompok tani bersama penyuluh Merauke didukung benih, pupuk dan peralatan petani dari Dinas Pertanian Merauke.
"Sementara ini kami masih kekurangan alat pengelolaan lahan. Karena kami harus saling menunggu untuk memakai alat yang disediakan Dinas Pertanian," jelas salah satu perwakilan petani Sutarno, Jumat (1/6) saat kegiatan panen raya padi organik.
Sementara itu Kepala Dinas pertanian Merauke, Edi Santoso dalam sambutannya, keberhasilan panen padi organik sebagai bukti bahwa orang Marind mampu menjadi petani sawah.
"Saya akan upayakan menambah bantuan peralatan tani. Kalau petani semangat, saya lebih semangat untuk memperhatikan kebutuhan petani secara bertahap," ucapnya.
Kembali ia mengajak petani supaya selalu ada keseriusan untuk mengolah lahan yang sudah tersedia. Hadir pula dari pihak Dolog Merauke untuk siap menampung beras petani dengan kualitas yang sudah ditentukan standarnya.
Ketua Komisi C DPRD Merauke, Hengky Ndiken selaku motivator petani mengatakan masyrakat adat pemilik lahan diwajibkan untuk mengelola lahannya. "Saya mengajak seluruh masyrakat asli Papua, mari kita bergandengan tangan untuk menanam padi. Pilihan kita sekarang, adalah mari kita bekerja," ajaknya.
Semua lahan yang masih tersisa, Hengky menekankan agar dihentikan pelepasan tanah adat. Penggalian pasir diganti dengan menanam padi di lahan milik masyarakat.
0 Komentar
Komentar tidak ada