Berita Utama

Romanus Pertemuan Bersama Petani dan Stakeholder Bahas Dampak Perubahan Iklim

Merauke - Bupati Merauke Romanus Mbaraka melakukan pertemuan bahas dampak perubahan iklim global terhadap aktivitas pertanian di wilayah setempat.

Pertemuan terpusat di Kantor Bappeda Litbang, Jumat (12/5/2023) melibatkan Perbankan, kepala distrik, kepalan kampung se distrik Semangga, Tanah Miring, para PPL, dan Gapoktan. Persoalan yang dihadapi petani sebagai dampak dari perubahan iklim global yang sedang terjadi mengakibatkan gagal tanam, gagal panen dan macet pula dalam cicilan kredit. 

Sebab, ketika curah hujan tinggi terjadi setiap hari menimbulkan genangan air, tanam rusak dan serangan hama. Sementara musim kemarau berkepanjangan akan kesulitan air yang membuat tanaman tidak maksimal dalam pertumbuhan maupun hasilnya, yang akhirnya gagal panen. 

Pertemuan Bupati Merauke Romanus Mbaraka dengan para pihak di Bappeda Merauke.

"Masalah harus serius dihadapi, perlu ada langkah-langkah antisipasi supaya petani bisa bertahan. Kita tidak bisa merubahnya, ini faktor alam," kata Romanus dalam arahannya. 

Petugas BMKG yang juga hadir dalam pertemuan ini menjelaskan kondisi iklim, yang sebentar lagi terjadi fenomena el nino. Diperkirakan puncak kekeringan terjadi pada bulan Agustus. Sehingga, di kala musim penghujung masyarakat harus bijak dalam menggunakan air, perlu ada tanggul untuk menyimpan air. Demikian pula antisipasi titik spot potensi terjadi kebakaran pada musim kemarau. 

"Kita harus hati-hati sekali awal musim kemarau mulai akhir Mei. Akses informasi dengan BMKG terus dilakukan sebab persoalan iklim berpengaruh pada penghasilan tanam petani. Kalau gagal panen, kredit macet, maka kondisi alam harus diterima dan diantisipasi dengan berbagai upaya yang bisa dilakukan," pungkas Mbaraka. 

Sistem pengairan drainase juga harus maksimal agar tidak terjadi genangan air. Balai Wilayah Sungai Papua Merauke, terus antisipasi perubahan iklim el nino yakni maksimalkan pemanfaatan air saat musim hujan. Inovasi yang dilakukan dengan memperbesar saluran yang ada di lahan petani yang kini sementara proses pengerjaan. 

"Kita memitigasi kelebihan air bisa ditampung di drainase untuk dimanfaatkan musim panas. Jadi air kita hemat dan menyimpannya kembali di lahan. Untuk yang terjadi banjir, kita alirkan melalui saluran pembuangan SP7 yang memiliki 2 alur pembuangan yaitu alur alam dan saluran buatan kita yang muaranya ke sungai Maro," terang Perwakilan BWS Merauke. 

Upaya normalisasi penataan jaringan irigasi dan pembersihan terus dilakukan. Kesempatan yang sama Bupati Romanus minta para kepala distrik, kepala kampung dan PPL menginventarisir persoalan kredit di bank. Pemerintah akan meminta kebijakan perbankan agar waktu pembayaran kredit bisa diundur mengingat petani hanya bergantung pada hasil pertanian. 

Berikut, mendata kampung-kampung yang belum memiliki dryer untuk pengering gabah. Pemkab Merauke akan membantu alat pengering padi guna menjaga kualitas beras tetap baik. 

Selain itu, pengadaan BBM subsidi pertanian segera dilakukan karena petani sangat membutuhkan.(Get)