General Manager PT.Pelindo IV (Perseo) Cabang Merauke, Papua Muhammad Ayub Rizal menyampaikan pembongkaran barang dari kontainer yang masuk ke pelabuhan Laut Merauke masih bersifat manual. Yakni mengandalkan tenaga kerja bongkar muat (TKBM), kondisi ini berpengaruh pada sirkulasi barang.
"Karena pembongkaran masih bersifat manual, sirkulasi barang tidak bisa dilakukan dengan cepat. Per hari kita hanya bisa 10 kontainer," jelas dia di Merauke, Senin (09/07).
Pelindo sebagai pengelola terminal pelabuhan sementara berupaya memperlancar dengan memperbaiki kondisi lapangan. Salah satunya dengan merubah sistem dan cara penumpukan dan penempatan barang agar ruang gerak lebih efektif dan maksimal.
Namun, dalam jangka panjang, Pelindo membutuhkan area penumpukan lain supaya barang yang baru tiba langsung dibawa keluar dan proses bongkar muat dilakukan di tempat lain.
Pelindo Merauke telah melakukan kerjasama dengan Dinas Perikanan Merauke dalam pemakaian lahan. Hanya masih terkendala pada akses jalan darat untuk menuju ke Pelabuhan Perikanan yang menurut hematnya harus menggunakan jalur khusus.
Terkait ini, Pelindo telah menyampaikan permintaan kepada Pemda Merauke untuk memfasilitasi lahan guna memperlancar lalulintas barang. Pemda akan mendapatkan masukan hasil dari akses tersebut sebagai pemasukan daerah.
"Kami masih menunggu, menurut pak bupati harus dibahas terlebih dahulu. Karena jika kita menggunakan akses jalan yang ada mempengaruhi lalulintas pengguna jalan. Kelancaran dan keamanan jadi terganggu," tandasnya.
0 Komentar
Komentar tidak ada