Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan panitia khusus (Pansus) pendidikan DPRD Kabupaten Merauke, Papua, ditemukan banyak sekolah di luar Kota Merauke pada awal tahun ajaran baru belum berjalan proses belajar mengajar.
Salah satu contoh sekolah yang ada di daerah Kalilam Batu Merah Distrik Kimam, siswa nampak mengisi waktu belajar dengan bermain dan mengacak-acak ruangan kelas. Alasannya, dari total puluhan guru, yang menjalankan tugas hanya 2 sampai 3 orang, selebihnya tidak ada di tempat tugas.
"Ini situasi yang sangat mencemaskan kita semua. Dengan begitu, kita ingin mendengar langsung baik kepala sekolah maupun guru apa kendala yang mereka hadapi," jelas Ketua Pansus Pendidikan DPRD Merauke, Heribertus Silubun, Rabu (25/07) di Merauke.
Katanya, ketika ada kendala yang menjadi penghambat kinerja guru atau kepala sekolah yang membutuhkan perhatian pemerintah atau perihal yang belum terealisasi harus dijelaskan ke pihak dewan sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk ditindaklanjuti.
Menurutnya, masalah yang sama sudah berulang dari tahun ke tahun karena tidak ada keterbukaan. Kehadiran tim pansus diharapkan semua pihak lebih terbuka agar diketuai akar permasalahan.
"Sehingga kita bisa susun tahapan dan berapa lama waktu untuk menyelesaikan semua persoalan itu," tambah Heribertus. Dewan melihat, masalah di lapangan sangat komplek. Tidak hanya tergantung pada tunjangan atau gaji, tapi juga fasilitas, sarana prasarana, situasi setempat dan dukungan orangtua dan anak.
Pansus terus mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah pendidikan di kampung-kampung. Selanjutnya, mendorong semua pihak terutama Pemda Merauke untuk mencarikan solusi dan setiap persoalan harus ada jalan keluarnya. "Tidak bisa kita biarkan, kalau tidak generasi di kampung akan sangat memprihatinkan," tandasnya.
0 Komentar
Komentar tidak ada