Banyaknya masalah yang dihadapi oleh orang Papua terutama kekerasan fisik terhadap anak dan perempuan membuat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise menitihkan air mata. Ia menangis saat berbicara tentang kasus tertinggi nomor satu di tanah Papua adalah kekerasan perempuan dan anak.
"Di Papua ini, kekerasan terhadap perempuan dan anak masuk nomor satu, perempuan masih jadi korban, tidak diperhatikan sepenuhnya oleh laki-laki. Pemerintah tidak mudah masuk untuk menyelesaikan dan menurut saya masih sangat berat persoalan di Papua," ucapnya sambil menangis dalam sambutannya saat menghadiri penutupan Kongres Nasional Wanita GPKAI Ke-lV di Belafiesta Merauke, Rabu (19/09).
Mentri PPPA menguraikan bahwa kasus buta huruf, gangguan kesehatan yang dihadapi orang Papua, pasti diketahuinya. Sepertinya, indeks pembangunan manusia di Papua masih rendah, apalagi pembangunan gender masih didominasi oleh kaum pria.
"Kalau saya lihat di daerah lain di Indonesia, mereka berlomba lomba untuk mengangkat perempuan dan anak, tapi di Papua belum ada. Itu yang membuat saya jadi iri dan sedih. Harusnya pemerintah kabupaten/kota memprioritaskan perempuan," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa dirinya merasa beruntung Presiden Jokowi bisa mengangkatnya jadi Mentri PPPA. Sehingga banar-benar ia perjuangkan untuk bisa membawa perubahan bagi kaum perempuan khususnya perempuan Papua.
Kesempatan itu, ia mengajak Wanita GPKAI dan dewan gereja untuk bisa menjadi penggagas dalam menjadikan satu lingkungan atau kampung yang bebas pornografi, narkoba, rokok,aibon, bebas buta aksara, dll.
"Kalau gereja bisa melakukan ini maka akan sangat berharga sekali membantu pemerintah. Tanah Papua sangat rugi jika perempuan Papua tidak diselamatkan, mereka harus sehat, kuat dan harus dijunjung tinggi. Jangan ada kekerasan atau korban miras. Perempuan harus tunjukan kalau kita bisa membawa perubahan."
Sebelumnya, Yohana Yembise melakukan dialog di Universitas Musamus Merauke dengan tema kepemimpinan perempuan dalam politik dan birokrasi. Dilanjutkan dengan kunjungan di sekolah putra bangsa dan mengunjungi stand yang memamerkan hasil ketrampilan dan kerajianan tangan mama- mama Papua di Halaman Belafiesta dan diakhiri dengan menutup Kongres Nasional Wanita GPKAI Ke-lV.
0 Komentar
Komentar tidak ada