Masuknya virus varian delta di Merauke, membuat Pemkab setempat mengambil kebijakan lebih tegas kepada masyarakat yang tidak memakai masker.
Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT mengatakan, selaku pimpinan daerah, dirinya telah memerintahkan kepada Tim Satgas Covid agar lebih tegas kepada pelanggar tidak bermasker yakni dengan cara dirotan atau dipukul. Hal yang sama juga berlaku bagi toko, rumah makan, kafe atau kios yang buka di atas jam 08.00 WIT malam.
"Kalau sebelumnya sanksinya hanya berupa push up dan skot jump, bila perlu dipukul atau dirotan, kita tidak main-main," tegas Romanus di Kantor Bupati, Rabu (21/07).
Ketegasan ini karena varian delta sangat ganas dengan tingkat penularan dan kematian begitu cepat. Merauke sendiri dalam sehari rata-rata yang meninggal akibat Covid kisarannya1-4 orang bahkan sampai 5 orang.
Vaarian baru ini diketahui ada setelah pemeriksaan sampel 10 orang yang dikirim ke Jakarta belum lama ini dan hasilnya terkonfirmasi Covid-19 varian delta.
Langkah berikut yang diambil setiap yang masuk ke Merauke harus PCR. Dan jika angka peningkatannya capai 500 jiwa, maka Kota Merauke dan semua distrik juga akan dilockdown alias tutup tidak ada aktifitas keluar dan masuk.
"Saya yakin orang Papua tidak akan mati walaupun tidak makan nasi. Bukan berarti kita tutup akses berarti orang akan mati, tidak. Tapi kalau orang kena delta akan banyak orang Merauke meninggal. Masyarakat harus sadar diri," ungkap Romanus.
Ia bahkan tidak peduli dengan anggapan masyarakat akan kebijakan yang diambilnya berkaitan dengan Covid di Merauke. Sebab kalau dibiarkan, orang Merauke akan habis, tutur Romanus. (Get)
0 Komentar
Komentar tidak ada