Berita Utama

Olahan Sagu Jadi Aneka Kue dan Makanan Bisa Menghasilkan Omset

Merauke - Tepung sagu merupakan pangan lokal makanan khas orang asli Papua, kini dapat diolah menjadi berbagai cemilan, cake maupun kue kering bahkan berbagai makanan ala modern yang cukup menjanjikan omsetnya. 

Bahasa latinnya metroxylon sagu. Pangan ini kerap diolah masyarakat asli Papua menjadi sagu sep, sagu lempeng dan papeda ditemani ikan kuah kuning. Rasanya tidak usah ditanya lagi, pasti enak. Dengan perkembangan zaman, kini olahan pangan sagu sangat banyak. Seperti laupek sage, bagea, bubur sagu Ambon, ongol-ongol dan masih banyak lagi. Kementrian Perindustrian RI melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Provinsi Papua bekerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Merauke menyelenggarakan bimbingan teknis pengolahan tepung sagu kepada ibu-ibu di Kelurahan Rimba Jaya Merauke.

Kali ini, ibu-ibu diperkenalkan cara membuat rainbow dan cookies berbahan dasar sagu, resep dari Adli Food yang menyiapkan aneka oleh-oleh Kota Rusa. Namanya sudah sangat familiar setelah keluar sebagai pemenang Provinsi Satu Indonesia Awards 2018,Manager Inkubator Bisnis Teknologi Musamus 2019,(085242020070 atau adlifood1810@gmail.com).

Pelatihan ini bertujuan agar pangan lokal tetap dilestarikan serta mempunyai nilai jual guna menambah penghasilan keluarga. "Kita lakukan pemberdayaan untuk ibu rumah tangga untuk meningkatkan ekonomi keluarga dengan bahan dasar sagu," ujar Kepala Seksi Pemberdayaan Industri Provinsi Papua Laban Kareni, Sabtu (27/8/2022) di Merauke.

Peserta didampingi Pendamping UMKM Yulita Sirken, S.TP sekaligus pemilik usaha Adli Food untuk mengenali cara mebuat rainbow sagoo dan cookies sagoo, nama kerennya. Baik bahan dan cara olahnya sangat mudah, tidak menguras isi kantong karena dikerjakan secara manual dengan peralatan sederhana. Di sini, peserta diajarkan untuk berinovasi dan kreaktifitas dengan memanfaatan bahan lokal sebagai sumber penghasilan.

Berikut ulasan tentang dua olahan aneka kue berbahan dasar sagu. Pertama, rainbow sagoo, membutuhkan 500 gram sagu basah, 2 buah kelapa setengah tua yang sudah diparut (buang kulit ari), 100 gram gula pasir, sejumput garam dan aneka pewarna makanan.

Peralatan yang disiapkan, loyang, nampan, kompor, dandang, cetakan kue, spatula, sendok dan daun pisang. Kemudian cara pembuatannya: 

1. Campur semua bahan; tepung sagu, kelapa, gula dan garam, aduk hingga merata.

2. Koreksi rasa, bagi adonan menjadi 3 atau 4 bagian sesuai banyaknya warna yang diinginkan.

3. Campurkan dengan pewarna manakan hingga merata.

4. Siapkan cetakan yang telah dialasi daun pisang dan pada bagian samping cetakan diolesi mentega agar tidak lengket.

5. Susun adonan sesuai warna yang diinginkan.

6. Panaskan dandang yang telah diisi air di atas kompor, lalu kukus hingga matang kurang lebih 10-15 menit.

Kedua, bahan cookises sagoo dengan bahan 125 gram margarin, 100 gram gula halus, 350 gram tepung sagu, 25 gram susu bubuk, 2 butir kuning telur ayam, 1/4 sendok teh garam, 40 ml santan kental, dan choco chips/buah potong secukupnya.

Alat yang dibutuhkan yaitu mixer, oven, cetakan kue, loyang pemanggang, spatula dan sendok. Cara pembuatannya sangat gampang:  

1. Sangrai tepung sagu selama 5-7 menit dengan api sedang (penghilang aroma pekat bisa tambahakan irisan daun pandan).

2. Kocok mentega, gula hingga lembut, masukan kuning telur sambil dikocok hingga merata.

3. Masukan tepung sagu, susu bubuk, garam, dan santan lalu aduk sampai benar-benar tercampur (pastikan adonan tidak encer).

4. Masukan adonan ke dalam kantong semprot dengan bantuan spuit. Kemudian dibuat bentuk bunga atau bentuk sesuai selera pada loyang yang telah diolesi margarin, lalu hiasi bagian atas dengan choco ships.

5. Panggang dalam suhu 150-170 derajat celsius selama 25-30 menit, selanjutnya siap disajikan. 

Dalam proses tersebut, pendamping mengajarkan teknik awal untuk memastikan apakah adonan sudah sesuai atau belum, dengan cara mencoba beberapa adonan yang sudah dibentuk dan dimasuk ke oven menunggu hingga matang. Hasil yang bagus ketika adonan yang dibentuk tersebut tidak merembes lebar saat dipanggang. "Kalau merembes atau melebar, maka kita tambahkan tepung sagu secukupnya di adonan yang belum dibentuk supaya hasilnya bisa lebih padat," kata Lita.

Target dari pelatihan ini, peserta akan menghasilkan industri kecil rumah tangga. Tidak berhenti di sini, selanjutnya Dinas Perindustrian terus melakukan pantauan produk industri rumah tangga yang dihasilkan peserta, untuk melihat pemenuhan standar, baik legalitas usaha, kualitas, kemasan supaya dapat dipasarkan, sambung Kabid Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Merauke, Rohasni.

"Selama ini hanya untuk dikonsumsi langsung, padahal bisa diolah menjadi aneka makanan dan kue untuk menambah omset," katanya.

Selain untuk mengganjal rasa lapar, sagu juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Di antaranya, memberikan banyak energi, mencegah penyakit jantung, memperlancar sistem pencernaan, meningkatkan kesehatan tulang dan sendi dan mengurangi asam lambung. 

Di lain sisi, ketika pemanfaatan sagu semakin meluas di kalangan masyarakat sebagai sumber penghasilan, maka dipastikan pengambilan bahan baku mentah sagu terus dilakukan. Sehingga perlu diingat bahwa proses penanaman kembali tanaman sagu jangan sampai terabaikan. Hal ini sudah dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Merauke meski di beberapa kampung yang disasar pemerintah dalam program tanam sagu mengalami kendala usai penanaman. Mungkin saja kurang pendampingan atau penempatan lahannya kurang sesuai pada tanaman jenis ini.

Sangat penting bagi dinas terkait untuk menggerakkan masyarakat dalam memperhatikan pelestarian melalui penanaman kembali, bukan hanya pemanfaatan hasilnya saja. Termasuk pembukaan lahan di Papua harus mempertimbangkan keberlangsungan hidup, entah untuk pemukiman, investasi maupun kebutuhan lahan pertanian sebab di dalamnya terdapat rumpun sagu yang harus dijaga.(Get)