Berita Utama

Peluang Ekspor CPO Kembali Terbuka Bagi Perusahaan di Selatan Papua

Merauke - Perusahaan industri kelapa sawit di wilayah Papua Selatan diharapkan kembali melakukan ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau minyak mentah kelapa sawit ke luar negeri untuk menambah penerimaan negara dari sisi Bea Keluar. 

Permintaan ini mengingat kebijakan pemerintah pusat terkait Domestic Market Obligation (DMO) yang dikeluarkan di tahun sebelumnya tidak lagi berlanjut di 2023. Untuk itu, sudah ada peluang bagi perusahaan kelapa sawit untuk kembali melakukan ekspor keluar seperti ke negara India yang sangat besar permintaan CPO. 

"Kalau sebelumnya kebijakan pemerintah pusat adalah untuk prioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Tahun ini sudah tidak ada lagi, mudah-mudahan perusahaan bisa melakukan ekspor lagi," terang Kepala Kantor Bea Cukai Merauke, Dian Kaban, Rabu (8/3/2023). 

Namun ajakan ini kembali lagi ke pemilik perusahaan, pihak kepabeanan dan cukai mengharapkan aktivitas ekspor bisa dilakukan mengingat potensi kelapa sawit di wilayah selatan khususnya Merauke sangat menjanjikan. 

"Target 2023 ini, kami cuma dikasi target 2,4 miliar. Ini sangat Kecil, mudah-mudahan kalau bisa terealisasi CPO-nya, ini bisa kita naikan targetnya, kalau bisa 10 kali lipat," tambah Dian. 

Diuraikan, berdasarkan data penerimaan kepabeanan dan cukai selama tahun 2020 sampai 2022, terjadi peningkatan signifikan penerimaan dari Bea Keluar pada 2021 yang mencapai 32,2 miliar dan turun pada tahun 2022 menjadi 9,34 miliar. 

Penurunan penerimaan Bea Keluar tersebut berdampak signifikan terhadap penurunan penerimaan agregat Kantor Bea Cukai Merauke dari 32,38 miliar pada tahun 2021 menjadi 10,34 miliar di tahun 2022. Untuk Bea Masuk di Bea Cukai Merauke tahun 2022 sebesar 968,92 juta. 

Di 2022, secara keseluruhan Bea Cukai Merauke punya target penerimaan sebesar 10 miliar dan yang dicapai melampaui target yaitu 100,3 persen. Paling besar adalah ekspor kayu olahan/Veneer.(Get)