Merauke - Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengajak seluruh umat Katolik di Keuskupan Agung Merauke untuk berhenti dan bertobat dari segala perbuatan dosa.
Perayaan Natal 2025 ini, umat Katolik diminta menunjukkan perubahan sikap dan perilaku hidup dari yang salah dan kurang berkenan menuju ke arah yang lebih baik atau pertobatan sejati.
Yang suka minuman keras (Miras) dan mabuk-mabukan, seks bebas atau berzinah, marah-marah atau berlaku kasar, mencuri, korupsi, narkoba, malas berdoa dan malas ikut ibadah setiap hari minggu, membunuh, dalam rumah tangga tidak harmonis, tidak setia, malas bekerja keras dan suka minta-minta harus dihentikan.
"Stop, bertobat sudah, mari kita mengubah menjadi pribadi yang baik. Jangan kita suka berteriak orang lain tapi kita sendiri belum berubah. Kita harus bisa membawa terang yakni kebaikan bagi sesama kita. Dimana ada kegelapan kita hadirkan terang itu seperti kedatangan Yesus ke dunia membawa terang keselamatan dan suka cita sejati," ucap Uskup Mandagi dalam homilinya pada perayaan malam Natal dan juga hari Natal, Kamis 25 Desember 2025 di Gereja Katedral St. Fransiskus Xaverius Merauke.
Ia mengambil contoh, telah terjadi perubahan besar di belahan negara Eropa, bahwa saat ini banyak orang bahkan ribuan orang muda yang memilih kembali ke Gereja Katolik dan bertobat dari perbuatan dosa seks bebas, narkoba, Miras bahkan atheis. Sebab di dalam semuanya itu mereka tidak menemukan kedamaian sejati. Kedamaian sejati hanya ada di dalam kebaikan kasi Allah, kasih Kristus seperti yang diajarkan dalam gereja Katolik.
"Kalau bisa kita di sini juga begitu. Kita harus ada perubahan jangan begitu-begitu terus, segeralah bertobat," ucap Uskup Mandagi yang baru saja merayakan 50 tahun hidup imamatnya.
Bahkan ajakan yang sama selalu disuarakannya setiap memimpin perayaan ekaristi kudus dan dalam berbagai momen. Meski sudah tidak muda lagi, ia tetap semangat menggembalakan umatnya dengan seruan dan ajakan pertobatan.
Sekalipun diakuinya untuk berubah dan pertobatan itu tidak mudah namun jika orang tidak bertobat maka itu adalah sebuah kehancuran. Demikian seperti yang ditekankan oleh para nabi dalam Alkitab, seperti Nabi Yeremia dan Nabi Yehezkiel, yang memperingatkan umat Israel tentang konsekuensi dosa dan perlunya pertobatan untuk menghindari kehancuran dan penghakiman dari Allah.
Sebelumnya, dalam novena Kanak Kanak Yesus, Pastor Yos Somar, Pr pernah mengungkapkan bahwa sebagai orang Kristiani harus mempedomani ajaran Firman Tuhan dalam kitab suci. Salah satunya adalah mendengarkan firman Allah dalam perayaan ekaristi di Gereja.
Baca Juga: Polres Merauke Bersama Anggota Brimob Laksanakan Sterililassi Gereja Jelang Natal 2025
Namun yang ditekankannya adalah mendengarkan Firman Tuhan dengan hati. Telinga mendengar suara, mata kita melihat ucapan Firman yang disampaikan, dan dengan hati mengerti yaitu merenungkan, menerima, dan menundukkan diri pada kebenaran-Nya agar firman itu mengubah hidup, memberikan damai sejahtera, dan menghasilkan buah baik. Semoga dari waktu ke waktu banyak orang bertobat untuk kembali ke jalan yang benar.(Get)








0 Komentar
Komentar tidak ada