Penyebaran dan penempatan guru yang belum merata pada sekolah-sekolah yang ada di kampung dan daerah pedalaman, menjadi salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan terhadap generasi penerus di Kabupaten Merauke.
Selain itu, masih ditemukan banyak sekolah yang meluluskan siswanya dengan nilai yang tidak mencapai standar. Akibatnya, ketika masuk ke jenjang SMP dan SMA/sederajat siswa tersebut belum bisa menguasai pendidikan dasar, tidak bisa membaca, menulis dan menghitung (Calistung).
"Yang harus kita lakukan pertama adalah pemerataan guru di sekolah-sekolah. Sebab, masih banyak sekolah yang kekurangan guru dan ada juga yang kelebihan guru," jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Merauke, Thiasony Betaubun, Jumat (29/03/2019).
Ia menegaskan kepada bapak dan ibu guru serta kepala sekolah untuk tidak meluluskan siswa/i yang nilainya tidak melampaui standar. Sebab, menurutnya ketika dipaksakan lulus, sama saja dengan menghancurkan masa depan anak didik. Mereka tidak mampu bersaing dengan generasi lainnya dan karena merasa malu, akhirnya putus sekolah.
"Kita harus lebih melihat mutu. Kalau siswa tidak mampu kita harus bimbing lagi sampai benar-benar mengerti ilmu yang diajarkan," ujarnya.
Lanjut dia, solusi lain yang coba diterapakan adalah memberikan kesempatan bagi mereka yang mempunyai basik pendidikan untuk mengajar di sekolah di kampungnya masing-masing. Mereka dipercayakan bertanggungjawab dalam peningkatan SDM di daerahnya.
"Karena mereka sudah mengenal geografis dan menguasai wilayah di kampung kelahirannya," ucap Kadis P dan K.(geet)
0 Komentar
Komentar tidak ada