Mentri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti saat kunjungannya ke Kabupaten Merauke, Papua, Senin (19/03/18) mengatakan pertama kali sejak tahun 2015-2017 neraca perdagangan perikanan Indonesia 3 kali berturut-turut nomor satu di Asia Tenggara. Prestasi ini diawali dengan kebijakan-kebijakan untuk tidak mengijinkan kapal ikan asing melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan Indoesia.
Menurutnya sangat disayangkan Indonesia yang memiliki laut yang begitu luas namun belum cukup untuk mensejahterahkan masyarakat terutama para nelayan. Satu keprihatinannya terhadap para nelayan asli Papua yang jumlahnya sangat sedikit serta belum berkembang.
“Kemampuan kita masih harus terus ditumbuhkan. Saya mencoba mengendalikan sumber daya alam (SDA) melalui moratorium, tidak lain hanya untuk anak-anak Papua dan Indonesia,” tandasnya saat bertatap muka dengan nelayan Merauke di Dermaga Perikanan Kabupaten Merauke.
Kesempatan yang sama Mentri Pudjiastuti meminta 100 nelayan asli Papua untuk mengikuti pelatihan serta menambah wawasan dalam bidang kelautan dan nelayan di Paulau Jawa. Katanya, perang terbesar yang akan dihadapi kedepan adalah perebutan SDA antar Negara, sehinga baik pemerintah pusat, daerah dan seluruh rakyat Indonesia mepunyai peranan untuk menjaga dan memelihara SDA yang ada di wilayahnya masing-masing terutama menyiapkan SDMnya.
“Pemerintah sudah melarang alat-alat tangkap yang tidak ramah lingkungan untuk tidak dipakai lagi. Saya harap Merauke tidak terjadi lagi, karena itu sangat merusak ekosistem laut,” tandasnya.
Pintanya lagi, setiap program pemerataan menuju keadilan yang merata harus dijaga dan diperjuangkan oleh seluruh aparat pemerintah demi terciptanya kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. SDA yang ada jangan hanya dikuasai orang asing atau oleh sekelompok orang saja tapi dimanfaatkan demi kesejahteraan bersama.
Kesempatan yang sama para nelayan minta bantuan dari kementrian berupa kapal ikan dan Mentri Susi menyanggupi untuk membantu sebanyak 60 kapal ikan bagi nelayan di Merauke. Atas bantuan tersebut, Bupati Merauke Frederikus Gebze menegaskan akan lebih mengutamakan nelayan asli Papua.
Freddy juga menegaskan, dari 100 nelayan asli Papua asal Merauke yang akan mengikuti pelatihan selanjutnya dapat menunjukan prestasi dan kemampuannya setelah kembali ke Merauke.
0 Komentar
Komentar tidak ada